Siapp, gass ke Part selanjutnya.
Nah, inilah bagian akhir dari kisah seru petualangan gua di libur satu minggu
kemarin. Lombok menjadi tempat wajib yang memang harus gua kunjungi tahun ini,
ya meski tak bisa explore secara menyeluruh seenggaknya gua udah pernah
nginjakin kaki di pulau yang katanya cantik ini. Oke cerita pejalanan gua
dimulaii….
Rabu Malam, 21-Februari-2018…..
Menyambung cerita di part 2
sebelumnya saat gua explore Nusa Penida, nah setelah dari nusa Penida gua
bersama 3 orang temen gua lainya gak langsung istirahat dan mencari penginapan
di sekitar Nusa Penida ataupun harus balik kembali ke Bali namun perjalnan kami
langsung berlanjut ke Pulau Lombok. Kami menyebrang dari pelabuhan Sampalan,
Nusa Penida menggunakan Fast Boat seharga Rp. 50.000 untuk menuju Pelabuhan
Tribuana, Bali. Sebenarnya tujuan utama kami bukanlah pelabuhan Tribuana
melainkan Pelabuhan Padang Bai yang tentu akan menjadi titik awal kami
menyebrang ke Pulau Lombok, namun karena minimnya kapal yang menyebrang dari
Nusa penida ke Padang Bai kecuali Kapal Roro yang berangkat pada setiap jam 11
pagi maka mau tidak mau kami harus menerima tawaran untuk transit terlebih
dahulu di pelabuhan Tribuana karena tak ada satupun Fast Boat yang mengarahkan
tujuan ke Pelabuhan padang Bai sore itu. Oke, setelah sampai di pelabuhan
Tribuana kami kembali harus melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Padang Bai,
sempat bingung karena tak ada satupun kendaraan yang dapat kami tumpangi di
pelabuhan tersebut dan akhirnya ada sebuah angkot yang menawari kami untuk
menuju Pelabuhan Padang Bai, setelah sempat tawar-menawar harga akhirnya kami
diantarkan ke Pelabuhan padang Bai dengan tarif Rp. 25.000/orang atau dengan
kata lain carter angkot Rp.100.000 untuk kami berempat.
Kurang lebih 20 menit perjalanan
kami tempuh dan akhirnya tiba juga di Pelabuhan Padang Bai, setelah sampai di
Pelabuhan ini gua ngerasa kalo atmosfernya kayak berubah gitu. Gua melihat
banyak preman disana dan ini sempat membuat kita agak sedikit cemas, ya takut
aja kan kalo kita di palak. Beberapa calo travel langsung menghampiri kami, ada
yang menawari untuk berlayar ke Gilli, ada juga yang menawari kami untuk
langsung sampai ke Mataram dengan menumpang mobil mereka. Namun, sekali lagi kita
menolak dan tetap akan pergi sendiri dengan cara kita. Namun ada suatu kejadian
cukup tidak mengenakan yang kami alami di pelabuhan ini, tiba-tiba ada seorang
laki-laki bertubuh besar, berambut gimbal, dan menyeramkan menghampiri kami dan
ternyata ia adalah preman besar disekitar pelabuhan tersebut. Dia tak berlaku
jahat kok tapi dia malah menyuruh kami membeli tiket kapal ferry melalui dia,
nah kepalang udah takut duluan kami berempatpun langsung meng-IYA-kan tawaran
itu, masing-masing dari kami membayar Rp. 45.000 kepada preman ini untuk masuk
ke kapal dan itu tetap harga normal sih, sempat takut kalo ia menipu namun
nyatanya kami diperbolehkan masuk oleh petugas kapal kok. Kami nggak pake tiket, cukup dengan lambaian tangan preman itu kearah petugas kami pun
diperbolehkan masuk.
Kapal Ferry Bali-Lombok |
Dan ternyata Kapal Ferry yang
kami tumpangi tersebut ialah Kapal Ferry paling nyaman dan bagus katanya, ya
memang sih terlihat dari isi dalamnya yang sangat mewah menurut kami untuk
harga sekelas Rp. 45.000, didalamnya tersedia tempat tidur bagi masing-masing
penumpang, kantin, kursi santai, tempat penitipan barang, serta bagian luar
kapal yang sangat nyaman untuk dijadikan tempat bersantai. Lengkap dehh, jadi
bisa istirahat dikapal kan sebelum explore esok harinya. Btw, kita baru cabut
dari Pelabuhan Padang Bai pukul 18:00 WITA dan tiba di Pelabuhan Lembar, Lombok
pukul 22.00 Wita, sekitar 4 jam perjalanan laut kami tempuh.
Setelah sampai di Pelabuhan
Lembar sempat terpikir dibenak kami untuk menginap semalam di Pelabuhan dan
mencari kendaraan keesokan harinya, namun dilihat-lihat kok kondisi pelabuhan
lembar sangat mencekam dan menggerikan ya. Sebenarnya selama kami berputar-putar
di Pelabuhan Lembar banyak jasa ojek Pelabuhan yang menawari jasanya untuk
mengantarkan kami ke kota Mataram, yaa ngantar kami ke Kota Mataram terus pas
sampe disana kami mau kemana lagi tengah malam kan kita nggak tau apa-apa. Namun,
salah seorang tukang ojek berceletuk ke kami dan ia bilang kalo di Mataram ada
sebuah hotel murah hanya Rp. 60.000 semalam, kalo mau maka akan ia antarkan
kesana. Setelah kita berempat berembuk panjang, maka kami putuskan untuk
menerima tawaran itu karena sungguh kita tak tau mau ngapain lagi di pelabuhan
serem itu tengah malam. Nah, ojeknya sendiri lumayan mahal ya sob yaitu Rp.
50.000/orang dengan jarak tempuh sekitar 30 menit ke kota Mataram. Ya mau nggak
mau sih kita harus gunakan jasa ojek ini karena memang tak ada satupun
kendaraan lagi disana dan sepanjang di perjalananpun kondisi jalanya sangatlah
sepi dan rawan terjadi kejahatan.
Hotel Internasional Mataram |
Akhirnya tibalah kami di sebuah
Hotel bernama Hotel Internasional, yaah namanya aja Internasional ya tapi
selebihnya kayak kos-kosn biasa menurut gua tapi apapun itu yang penting kita
bisa istirahat cukup dulu dimalam itu. Satu kamar Rp. 60.000 dan setiap kamar
diisi 2 orang saja jadi Rp. 60.000 : 2 = Rp. 30.000/orang. Sebenarnya kami
ingin banget tinggal dirumah Singgah yang ada di Lombok ini, namun katanya kalo
mau tidur disana harus reservasi dulu minimal seminggu sebelum kedatangan di
Lombok, dan kami pun belum regist jadi nggak bisa dulu tinggal disana padahal
gratis loh, tapi yaudahlah ya hehe.
Keesokan harinya kami mencari
sewa motor dan ternyata hotel tempat kami menginap ini menyediakan jasa sewa
motor dan kami sangat bersyukur juga. Kita sewa 2 motor, seperti di Bali harga
satu harinya kami dikenakan Rp. 75.000, namun jika sewa 2 hari tentu akan lebih
murah tapi kami hanya sewa satu hari saja karena waktu kami explore Lombok
hanya satu hari tersebut dan keesokan harinya kita harus pulang ke Jakarta
karena senin kita udah kuliah lagi hehe.
Sarapan Pagi Nasi Bungkus |
Cuss perjalanan dimulai, oke kita
hanya ingin mengexplore wilayah Lombok tengah aja yang memang sebelumnya udah
kita list. Ya seenggaknya kita bisa dapet minimal 4 spot keren di Pulau Lombok
ini ya. Sebelum berjalan kita menyempatkan diri untuk sarapan sejenak di warung
pinggir jalan, dan lagi-lagi makananya murah cuy bayangin gua hanya kena Rp.
8.000 aja makan nasi bungkus pake telor, sayur, dan sedikit ayam suwir plus air
mineral tanggung dan porsinya lebih banyak dari yang di Bali. Setelah kenyang perjalanan
kita mulai pukul 09:00 Wita dan tujuan pertama kita adalah desa budaya Sade,
tempat bermukimnya orang-orang suku Sasak NTB. Agak berbeda dari sebelumnya,
jika kemarin-kemarin kita main dipantai melulu nah kali ini kita mau coba wisata budaya, karena menurut
gua ketika kita berkunjung ke suatu daerah baru makan wajib bagi kita untuk
mengenal budaya setempat, Indonesia ini kaya akan budaya coyy yakali lu nggak
niat untuk mengenalinya satu-persatu. Dari kota Mataram ke Desa Sade ini
memakan waktu tempuh sekitar 50 menitan dan kami tiba di Desa Sade tepat pukul
10.00 Wita pagi, kedatangan kami disana langsung disambut hangat oleh penduduk
sekitar dan kami diantar untuk berkeliling-keliling mengintari desa yang
mayoritas penduduk sukunya beragama Islam ini. Sumpah desa ini keren banget,
masih terjaga kekhasanya meski populasi orang Sasak aslinya sendiri udah mulai
berkurang. Disana gua bisa melihat beberapa pengrajin tenun membuat kain,
melihat segala rangkaian kegiatan adat mereka, melihat seni kerajinan tangan,
serta menyaksikan pertunjukan tari Peresean khas suku Sasak.
Suku Sasak di Desa Sade |
Setelah berpuas diri sekitar 2
jam di Desa Sade akhirnya kita memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke
destinasi wisata selanjutnya, namun sebelum kita beranjak prgi gua menyempatkan
diri untuk membeli sedikit buah tangan disana ya seperti gelang yang hanya
dijual tiga 10 ribu. Waktu menunjukan pukul 12:00 Wita
dan perjalanan kami lanjutkan menuju daerah Mandalika untuk berkunjung ke Pantai
Tanjung Aan dan Bukit Merese yang katanya terkenal sangat keren di daerah
Lombok Tengah ini. Sekitar 30 menit waktu tempuh perjalanan yang kami lalui dan
akhirnya tiba di Tanjung Aan sekitar pukul setengah 1 siang. Dan asli ini
adalah pantai terjernih dan terbersih yang pernah gua kunjungi selama trip kali
ini, hamparan pasir putih membentang luas serta dipadukan dengan birunya air
laut yang teramat jernih, asli gua gak sabar untuk nyemplung kesana.
Selain itu terdapat banyak anak-anak desa setempat yang berenang disana, belum
lagi dari kejauhan terlihat keindahan bukit Merese yang membentang dan nggak
sabar juga gua buat ngedaki kesana dan foto-foto diana hehe. Karena disepanjang
pinggiran pantai banyak kedai makanan yang buka, maka gua dan temen-temen untuk
bersantai sejenak disana sambil menyantap indomie yang hanya dijual sekitar
Rp.5.000 saja disana, mantap dah makan indomie sambil melihat kejaiban tuhan
didepan mata. Selesai makan, gua masih harus menahan hasrat untuk mandi di air
laut bersih itu, kita berempat malah sepakat untuk mendaki bukit Merese
terlebih dahulu yang lokasinya bersebelahan langsung dengan pantai ini, sekitar
15-20 menit waktu yang kita butuhkan untuk sampai ke puncak bukit Merese ini. Dan
subhanallah ternyata pemandangan dari Bukit Merese ini jauh lebih menakjubkan
dan berkelas, menurut gua ini adalah Labuan Bajo versi mininya hehe. Turun dari
bukit Merese gua udah makin gerah tanpa pikir panjang gua bersama dua temen gua
yang lainya langsung nyebur aja ke Laut sementara temen kita satu lagi Dimas
nggak mandi dan pengen jaga tas aja hehe, asli seger banget mandi di pantai
jernih ini sambil bermain-main dengan anak-anak kecil setempat yang juga ikut
berenang, asli mereka masih kecil ya tapi kemampuan berenang dan menyelamnya
udah luar biasa baik, gua aja sampe skrg masih sulit banget buat berenang yang
bener haha.
Tanjung Aaan Beach |
Bukit Merese |
Pantai Tanjung Aan |
Puas banget gua hari itu,
seakan-akan semua beban gua menyingkir untuk sementara waktu, gua sangat
menikmati liburan ini. Sampe sore kita bermain-main di Pantai indah ini,
akhirnya kita memutuskan untuk pulang ke Mataram dan mempersiapkan diri untuk
pulang ke Jakarta besoknya, namun sebelum pulang dan diperjalanan kita kembali
singgah ke tempat terakhir yaitu panitai Seger, Mandalika yang tak jauh dari Tanjung
Aan. Disana gua hanya ingin melihat beberapa atraksi surfing dari beberapa orang, karena memang kelihatan jika ombak
dipantai Seger ini sangat baik dan cocok untuk Anda yang hobi berselancar. Finally,
tepat pukul 18:00 Wita kita beranjak dari daerah mandalika ini dan langsung
pulang menuju Mataram dan menginap satu malam lagi di Hotel Internasional sebelum
esok siang pulang ke Jakarta.
Pantai Seger Mandalika |
Oke gua mau jelasin nih, mungkin
esensi backpacker kita udah mulai sedikit luntur dihari kepulangan ini karena
kita memilih untuk pulang menggunakan pesawat saja dari Bandara Internasional
Lombok, kenapa harus pesawat? Pertama ternyata budget kita masih memungkinkan
untuk naik pesawat, kedua kondisi fisik udah semakin letih, ketiga ialah
efisiensi waktu dan biaya pesawat kita dari Lombok ke Jakarta hanya sekitar Rp.
550.000 saja, syukur-syukur kalo dapet promo kan. Tapi, bagi kalian yang nggak
mau balik naik pesawat bisa lewat jalur darat lagi kok, dengan ngikutin rute
baliknya aja yang hampir sama metodenya seperti rute pergi naik kereta,
angkutan umum, dan kapal ferry. Tapi satu hal yang gua sesalkan ialah gua belum
sempat untuk berkunjung ke Sumbawa, padahal katanya Sumba punya wisata yang tak
kalah keren dari Lombok, maybe next time
I’ll go to Sumba and take my heart there!.
Dan tibalah gua diujung
perjalanan ini, gua sangat bangga dengan diri gua yang udah berhasil
menyelesaikan salah satu bucket list gua di 2018 yaitu Backpacker ke Bali, Nusa
Penida, dan Lombok dengan budget minim, meski tak lama namun ada kepuasan
tersendiri dari dalam diri gua setelah berhasil menyelesaikan ini. Gua sangat
berterimakasih kepada Allah SWT dan keluarga gua yang selalu mengizinkan dan
mendukung kemanapun gua pergi selama itu masih dalam konteks kebaikan.
Meski masih backpacker amatir,
sertidaknya dari perjalanan ini gua udah dapet banyak pelajaran berharga dalam
hidup. Ingat! segala sesuatu itu dapat dengan mudah kita gapai, asal kita punya
tekad dan tahu metode yang benar, jangan takut gagal, jangan hiraukan mereka
yang berusaha menghentikan langkahmu, jangan mudah terjebak dalam zona nyaman,
berusahalah keluar dan show yourself to
the world! Hidup terlalu
berharga jika hanya kau habiskan untuk berputar-putar di area itu saja, iya
nggak sih!
Semoga selalu ceria ya
teman-teman J
Pengeluaran Malam, 21-23 Februari 2018…
Angkot Tribuana to Padang Bai :
Rp. 25.000
Kapal Ferry Padang Bai to Lembar :
Rp. 45.000
Makan di Lombok 4 kali :
Rp. 40.000
Hotel 2 Malam :
Rp. 60.000/orang
Beli Gelang di Desa Sade :
Rp. 10.000
Sewa Motor + Bensin :
Rp. 45.000/orang
Pesawat Lion Lombok to Jakarta :
Rp. 550.000
Total :Rp. 775.000
Total Keseluruhan dari tgl 18-23 Februari 2018 : Rp. 671.000 + Rp.
775.000 = Rp. 1.446.000;
Note : Biar lebih jelas baca dari #Part 1 ya hehe
1 kata buat lu BACOTTT.
Tapi Keren