-->
mrioaldino
mrioaldino Optimistic man!

Almamaterku Bukan Penentu Masa Depanku

1 komentar

     Kuliah sebuah langkah besar yang ku ambil pasca SMA. Menelisik prestasiku di SMA tidaklah buruk2 amat, tapi kenapa satu persatu dari mereka yang ku idam2kah malah menolaku secara perlahan. Ehh sudahlah.

     UGM menjadi prioritasku di SNMPTN, betapa pede nya aku bakal bisa bersaing tuk diterima di UGM. Bukan ttg jurusan apa yg akan aku ambil, yg penting aku harus bisa kuliah di UGM. Mementingkan jurusan yg sepi peminat dan peluang besar untuk aku diterima, aku pilihlah jurusan IKS waktu itu. Namun, inilah fase kegagalan pertamaku. SNMPTN adalah patah hati hebat pertamaku pasca rehat dari SMA. Aku tak menyerah, aku pikir SBMPTN akan menjadi celah berikutnya. Pikiranku mulai bercabang, Bukanya melupakan UGM hanya saja UGM sdah aku persiapkan untuk di ujian mandiri saja. Untuk SBMPTN aku harus lebih realistis saja walaupun kemauanku untuk berkuliah di universitas bergengsi di pulau jawa masih saja menggebu2. Unpad dengan Ilmu Sejarah menjadi prioritas pertamaku, disusul UNS dgn ilmu sejarah di urutan kedua, Serta Ilmu Komunikasi Unib di urutan ketiga mengingat aku tak boleh melupakan universitas asal daerahku. Suntuk siang malam aku belajar, buku paket yg menggulas kiat2 sukses SBMPTN menjadi sahabat mainku berhari2. Hingga tiba saatnya tes aku merasa yakin dan percaya diri, keyakinanku untuk lulus Unpad sangat kuat mengingat betapa mudahnya aku menggerjakan soal ujian. Namun nyatanya lagi, aku harus kecewa atas hasil yg kuraih. Aku belum menyerah, Ujian Tulis Mandiri UGM masih menjadi asaku untuk menang, ke Jogja aku bersama kedua orangtuaku. Mereka menemaniku untuk menjemput mimpiku, kembali aku harus berkutat dengan buku pelajaran dimana di lain sisi teman2ku sudah sibuk mempersiapkan berkas daftar ulang mereka untuk diserahkan kepda universitas2 yg telah menerima mereka. Sementara aku belum jelas. UGM oh UGM please kali ini kasih aku lampu hijau, dan simsalabim nyatanya aku kalah lagi.

      Gagal demi gagal telah aku tempuh, penolakan demi penolakan telah aku hadapi, nyatanya apa aku memang kalah. Sempat mengalihkan perhatian ke Sekolah Kedinasan, sibuk ku mempersiapkan syarat dan tes di STAN, STIN, bahkan AIM namun lagi2 mereka pun belum percaya terhadapku, gagal seakan menjadi asupan rutin di setiap hariku. Setelah berbagai kekalahan yg aku alami, nampaknya aku harus mawas diri, memang aku punya mimpi namun terkadang keegoisanku membuat mimpi2 itu nampak samar. Untuk mewujudkan mimpi aku ga harus berjuang mati2an di satu jalan. Aku jdi ingat jika tuhan mempersiapkan beribu jalan untuk maju, gagal di jalan yang satu toh masih ada jalan lain yg terbuka. Aku terlalu mementingkan nama besar universitas sehingga lupa untuk intropeksi diri, beruntungnya aku jadi pribadi yg tak gampang putus asa dan mebuang2 waktu hanya untuk memperjuangkan satu nama besar universitas. Aku tak suka menganggur dan menunda masa studiku, aku ga mau terlalu tertinggal jauh dgn mereka yg sebaya dgan ku. Aku bersyukur karena masih ada universitas swasta yang masih mau menerimaku, yg terpenting keinginanku untuk berkuliah di pulau jawa terpenuhi walau bukan di universitas impianku. Swasta ga selalu ttg mahal kok, ada juga yg terjangkau. Tinggal pintar2 kita saja dalam memilah. Kalaupun mahal toh kalo kalian benar2 serius dengan pendidikan tenang akan selalu ada cara untuk menaklukan mata uang, ada banyak beasiswa, jika anda benar pejuang tentu kerja sambil kuliah bisa menjadi pertimbangan. Intinya selalu ada kemungkinan atas setiap permasalahan. Aku beruntung kuliah di universitas swasta ini, karena untuk kali ini bukan nama besar kampus dan iming2 univ negeri yg aku prioritaskan. Dimanapun kampusmu itulah yg terbaik bagimu, yg terpenting adalah berkuliahlah sesuai passion mu, karena rasa cinta akan pilihan hatimulah yg akan menuntunmu memenuhi panggilan mimpi2mu. Disini aku bangga karena aku bisa aktif berkegiatan sosial, kuliah dengan hati karena jurusan yang ku pilih ya apa yg hatiku mau, dan yg terpenting aku bisa paham mau jadi apa aku di masa depan.

       Intinya begini apapun institusimu jgn lah malu, malulah ketika kamu tak bisa mengaplikasikan setiap ilmu yg telah kamu pelajari. Universitas di bentuk untuk mendidik dan mencetak generasi penerus bangsa yang baik, bukan sebagai wadah tuk pamer gengsi sana-sini. Jangan terlalu berlomba2 tuk menjadi yg terbaik tapi Berlomba2lah untuk selalu memberikan yang terbaik. Dan terakhir bagi kalian yg diterima di univ negeri selamat, di perguruan tinggi kedinasan juga selamat, yg di swasta ya selamat pula. Ingat, setiap dari kalian punya mimpi. perjuangkan itu sesuai versi terbaik kalian masing2. Masa depan bukan tergantung tentang apa almamater yang kamu pakai, tapi tentang seberapa besar ilmu pengetahuan yang telah kamu dapatkan dan dapat kamu aplikasikan di kehidupan.
.
Salam

mrioaldino

1 komentar





banner



Klook.com