-->
mrioaldino
mrioaldino Optimistic man!

Kesehatan Mental adalah Faktor “X” dalam Menunjang Produktifitas!

Tidak ada komentar

Lika-liku 2020 dan pandeminya!

2020 dan covid 19
Source : freepik.com

        Jika kalian aku beri satu kesempatan untuk menggambarkan tahun “2020” dalam satu kata saja, kata apa yang akan kalian sematkan? Aku pribadi akan sepakat dengan kata “Unpredictable”, segala sesuatu yang terjadi sepanjang tahun ini benar-benar menguras emosi, energi, bahkan air mata umat manusia. Menurut asumsiku, 80% resolusi tahun 2020 kalian gagal total karena hampir seluruh manusia di seluruh dunia terjebak dan terkungkung di dalam hunian mereka pasca pandemi Covid 19 melanda. Pandemi ini benar-benar membuat kita berang bukan kepalang karena sedikitpun tak ada prediksi hal ini akan menyita waktu yang cukup lama untuk dapat disterilisasi. Namun apapun itu sesungguhnya segala musibah yang terjadi adalah cara tuhan untuk menguji umat agar lebih mawas diri dan peduli terhadap sesama, buktinya selama pandemi berlangsung kita jadi semakin sadar betapa pentingnya menjaga pola hidup sehat meskipun saat ini manusia telah hidup di zaman yang serba bekermajuaan. Tahun 2020 benar-benar penuh lika-liku, bukan hanya untuk aku namun hampir semua orang merasakan hal itu, versiku sendiri berbagai rencana pun harus tersilap mulai dari rencana liburan seru pasca lulus sebagai sarjana, mendapat pekerjaan pertama sebagai fresh graduate, dan rencana mengikuti berbagai event besar. Situasi ini sangat sulit, mentalku baru saja membaik setelah hampir berbulan-bulan lamanya struggling untuk lulus dari kampus, dan ini kembali tergoncang karena ancaman pandemi yang dapat membunuh produktifitasku dalam jangka waktu yang panjang, tentu aku tidak mau mati sepi sendiri dalam ketidak berdayaan di kamar tidurku, aku menganggap tahun ini benar-benar menjadi ajang untuk mendewasakan diri agar ikhlas dan terus berikhtiar.  Lalu bagaimana caraku bangkit di masa pandemi? Apakah ada beberapa goals ku yang tetap tercapai?

Cerita pengalamanku untuk kamu!

Productivity
Source : freepik.com

“Tak ada yang tidak mungkin, selagi kamu berusaha dan tetap bersama Allah sang pencipta” ucap ibuku.

        Aku hanya menganggukan kepala lalu berkata “Amin”. Tanpa disadari sudah hampir 6 bulan aku pulang ke kampung halaman di Kabupaten Bengkulu Selatan, terhitung sejak bulan Maret-September 2020. Awal-awal pandemi masuk ke Indonesia kedua orangtuaku sangat cemas dan bersih keras agar aku pulang dulu saja hingga keadaan di Jakarta kembali kondusif lalu aku bisa sembari mencari pekerjaan melalui online dari kampung. Selama berbulan-bulan di rumah, aku benar-benar kehabisan akal karena segala kegiatan yang aku lakukan terlihat klise atau stagnan, rutinitas ku begitu repetitive mulai dari bangun tidur, main gadget, main game, sesekali cek platform pencari kerja, nonton movie, lalu malam tidur lagi dengan dibumbui sedikit overthinking sebelum terlelap dan hal ini berulang hampir 2 bulan lamanya. Entah apa yang mendorong semangatku untuk keluar dari zona nyaman tersebut, aku mulai sedikit demi sedikit melakukan hal baru dan memutar mindset, aku pun mulai rutin workout dan pergi ke gym centre, karena di kampungku angka penularan covid masih minim jadi fasilitas gym masih beroperasi, kembali rutin belajar bahasa inggris dan IELTS lagi, karena aku masih punya mimpi untuk melanjutkan S2 dengan beasiswa, lalu semakin semangat mencari pekerjaan di masa pandemi. Hal ini konsisten ku lakukan di masa itu, dan hasilnya pun sangat positif mulai dari kondisi fisiku yang prima hingga saat ini dan kemampuan IELTS ku sudah semakin tertolong jadi aku hanya butuh mempersiapkan mental saja untuk mengikuti official tes. Nah, untuk pekerjaan bagaimana? Alhamdulillah, usahaku tidak sia-sia karena tuhan menjawab doaku, aku mendapatkan pekerjaan pertamaku di masa pandemi melalui rekrutmen online, setelah runtutan seleski online berbahasa inggris yang panjang akhirnya aku diterima kerja di salah satu logistik startup company di bagian Booking Operations Specialist atau hampir mirip dengan Customer Service lah ya fungsi kerjanya, untuk kontrak kerja aku diharuskan menjalani probation dulu selama 4 bulan terhitung dari akhir Juli hingga November 2020 dan pekerjaan pun akan berlangsung Work From Home selama pandemi. Sedikit cerita tentang jalanya pekerjaanku ini, awal-awalnya aku menjalani ini dengan penuh semangat karena aku merasa beruntung bisa mendapat pekerjaan di situasi sulit ini, setidaknya aku punya gaji dan bisa berbagi kepada kedua orangtua dan adiku. Jujur aku sebenarnya orang yang sangat idealis terhadap pekerjaan, dapat dibilang aku sempat beberapa kali menolak tawaran pekerjaan karena aku merasa hal tersebut tidak sejalan dengan passionku dan aku takut akan mengecewakan. Namun, dalam situasi ini aku tanggalkan semua idealis itu, yang terpenting saat ini aku bisa bekerja dan membantu perekonomian keluarga, masalah mengecewakan atau tidak yang penting aku yakin dan percaya bisa berkontribusi baik untuk perusahaan. 2 bulan awal aku bekerja, semuanya nampak baik-baik saja dan dapat terkendali meskipun aku masih kerap berbuat kesalahan minor namun leader ku bilang,

“tidak apa, ini bagian dari proses pembelajaran”

          Mendengar hal ini, aku semakin bersemangat. Pekerjaanku ini sebenarnya cukup menguras emosi dan pikiran karena setiap hari aku harus menghadapi berbagai keluhan pelanggan dan tak jarang telingaku menerima cacian dan hinaan pelanggan dari telpon tentang hal yang akupun kadang belum mengerti karena statusku yang masih karyawan probation. Selain itu waktu pekerjaan yang dibagi per shift pun membuat beberapa aktivitas lainku seperti fitness dan belajar IELTS sempat terhenti beberapa saat bahkan aku sempat demam beberapa hari karena kurang tidur, produktifitasku hanya untuk bekerja saja saat itu. Disini aku mulai bimbang, apakah aku sanggup bekerja seperti ini dalam jangka kontrak yang panjang? Sementara aku orangnya tidak bisa diam, aku takut rencana S2 dan impianku yang lain tertunda karena keharusanku bekerja di bidang yang “bukan aku banget”. Disini aku kembali berfikir dan merestorasi semuanya, overthinking semakin menjadi-jadi saja dibuatnya ditambah lagi insecurity terhadap diri sendiri karena takut akan sulit memperoleh pekerjaan lagi jika aku keluar dari pekerjaan ini. Akhirnya aku putuskan kembali ke Jakarta pada September lalu meskipun balada COVID 19 ini belum mereda, Aku akan melanjutkan berfikir tentang rencana masa depanku di Jakarta saja sembari berharap siapa tahu keberuntungan masih berada dipihaku. Setelah dilema berkepanjangan, akupun memutuskan untuk menyelesaikan kontrak kerjaku sesuai masa probation saja, bukan karena aku tidak bersyukur malah aku sangat berterimakasih dengan perusahaan ini karena sudah memberi kepercayaan kepadaku untuk bekerja. Namun, aku percaya setiap manusia punya masanya dan aku yakin dari pengalamanku bekerja di perusahaan ini aku bisa tumbuh menjadi individu yang lebih siap lagi ketika akan masuk ke dunia pekerjaan yang baru. Aku pikir, bekerja bukan dari hati tidaklah baik untuk mentalku dan produktifitasku bahkan ini juga tidak baik untuk perusahaan jika performaku buruk. Mungkin saat ini aku bekerja untuk uang namun aku yakin suatu saat nanti uanglah yang akan bekerja untuku, bisa saja aku akan memulai binsis sendiri atau apapun itu hanya tuhan yang tahu. Untungnya, seluruh gajiku selama bekerja aku tabung, hasrat untuk membeli ini-itu pun aku singkirkan terlebih dahulu, setidaknya dengan uang simpanan gaji ini aku masih bisa hidup di Jakarta sambil mencari pendapatan baru. Jadi, selain karena uang, mulailah terbiasa untuk bekerja dengan hati ya guys! Mari saling mendoakan untuk kebaikan.

Kesehatan Mental X Produktivitas

Kesehatan Mental X Produktivitas
Source : freepik.com

       2020 benar-benar menjadi tahun yang mengajarkanku perihal pendewasaan diri, pasang surut kehidupan benar-benar kualami. Meskipun begitu, dari cerita pengalaman pribadiku sebelumnya, aku menarik kesimpulan jika menjadi produktif  saja tidaklah cukup, mental yang sehat haruslah terbentuk agar produktifitas tersebut dapat menghasilkan manfaat karena kita menjalaninya dengan pikiran dan hati yang sehat. Aku melihat ada kaitan yang erat antara produktifitas seseorang dengan kesehatan mental yang dimilikinya, kedua hal ini harus berjalan beriringan dan seimbang, selain itu dalam beberapa bulan terakhir aku juga belajar banyak mengenai cara menjadi produktif ataupun menjaga kesehatan mental, selain dari pengalaman pribadi ada banyak sumber ilmu yang aku pelajari seperti memfilter konten di sosial media ku dengan hal-hal yang positif. Percaya atau tidak, sosial media menjadi salah satu faktor yang membuat mental manusia menjadi bobrok, tak jarang perasaan insecure, overthinking, bahkan depresi berawal setelah menyaksikan beberapa konten negatif dari sosial media, karena adanya kecendrungan untuk membandingkan diri sendiri dengan pencapaian orang lain. Bahkan, seorang peneliti dari Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat yaitu Jordyn Young, mengungkap bahwa seseorang yang lebih jarang menggunakan media sosial umumnya cenderung tidak depresi dan tidak kesepian. Ia juga menambahkan, mengurangi penggunaan media sosial dapat menyebabkan terjadinya perbaikan, utamanya dalam hal kualitas kesejahteraan hidup seseorang. Selama pandemi ini, aku banyak menyaksikan konten yang bertemakan “self-healing terutama dari channel Satu Persen yang benar-benar berdampak terhadap cara pandangku tentang bagaimana seharusnya aku menghargai diri sendiri dan lingkungan. Hanya sekedar mengingatkan, sosial media itu kejam loh, baik-baik dalam memilah konten dan jangan telan mentah-mentah apa yang kalian cermati dari sosial media. Aku pun masih belajar kok untuk menjadi bijak dalam bersosial media, kalian juga yaa!.

Tips agar tetap produktif di masa pandemi dengan 4-Ion

            Baiklah, berdasarkan pengalaman pribadi dan cerita kawan. Aku akan kasih tips kepada kalian mengenai 4 langkah untuk menjadi produktif di masa yang sulit ini, yang aku beri nama 4-Ion yaitu intention, selection, action, dan evaluation.

1. Niat untuk keluar dari zona nyaman (Intention)

Intention
Source : freepik.com

Dari perspektif pribadi, Niat ibarat “nahkoda kapal” yang akan menuntun arus kehidupan manusia ke arah tujuan yang ingin di capai, niat adalah fase awal untuk mendorong keinginan kita untuk sukses. Menjalaani hidup atau aktivitas tanpa niat yang benar, tentu tidak akan menghasilkan apa-apa. Jadi, penting memiliki niat yang baik sebelum konsisten mengarungi petualangan. Abaikan dulu cerita Covid 19 dan yang terpenting tetap patuhi protokol kesehatanya, sekarang fokus dengan tujuan-tujuan kalian yang belum tercapai dan kapan kalian berfikir semua rencana tersebut akan terealisasikan.

2. Buat list aktivitas yang akan di lakukan (Selection)

Selection
Source : freepik.com

Ada sebagian orang yang memiliki prinsip jika hidup itu harus dijalani saja apa adanya, nikmati saja arusnya hingga kalian berhenti di titik terjenuh, lalu mulai kembali dengan hal baru. Sebenarnya ini tidak sepenuhnya salah, namun akan lebih baik jika hidup kita bertujuan atau dalam artian kalian tahu mau berbuat apa di masa sekarang dan yang akan datang. Susun daftar aktivitas positif yang akan kalian lakukan agar produktifitas kalian terjaga, lalu susun juga apa saja bad habit yang akan kalian tinggalkan. Ingat, menyusun rencana tidak harus selalu dimulai dari hal besar loh, bisa juga dimulai dari hal-hal kecil. Misal, “saya akan konsisten berolahraga dan tidak begadang setiap hari” mungkin terdengar sederhana namun ini akan menghasilkan long-term impact buat kehidupan kalian. Jika masih bingung tentang cara menyusun dan memahami tujuan hidup, aku kasih satu rekomendasi artikel dari Satu Persen buat kalian, silahkan klik langsung DISINI

3. Konsistensi pada prinsip “Kerjakan, jangan menunda” (Action)

action
Source : freepik.com

Nesxt Step, jika Niat dan Rencana kalian sudah mantap lalu fase ekseskusilah yang harus kalian terapkan. Bagaimana ceritanya jika produktifitas hanya diiringi dengan niat dan rencana tanpa aksi di dalamnya. Mulailah bergerak dan lakukan, aku pun telah membuktikan jika dalam kurun waktu 14 hari kalian konsisten terhadap rencana dan aktivitas positif percayalah hal tersebut akan menjadi rutinitas untuk kalian. Awalnya akan terasa sulit membiasakan diri dengan hal yang sebelumnya diluar kebiasaan kalian, namun tetaplah percaya dengan proses dan hasil yang akan di tuai. Konistensi untuk tidak menunda pekerjaan ini dapat dikategorikan kedalam proses mendewasakan diri kalian juga loh!

4. Catat sudah sejauh mana Pencapaianmu (Evaluation)

Evaluation
Source : freepik.com

Baik sudah sejauh manakah kamu melangkah dan apa dampak yang dihasilkan oleh tindakanmu untuk dirimu? Mengevaluasi pencapaian itu penting juga menurutku, hal ini berguna untuk mengukur tingkat produktifitasmu. Dengan evaluasi diri, diharapkan kamu selalu punya target baru setelah target-target sebelumnya sudah tercapai olehmu. Aku ambil contoh ya, misal dalam berolahraga jogging kamu punya target awal jogging 5 putaran komplek setiap hari, nah tanpa disadari kamu sudah berhasil mencapai target tersebut karena konsistensimu melakukanya setiap hari. Lalu, kamu menaikan target menjadi 10 kali putaran komplek sehari dan kamu pun kembali berusaha untuk memenuhi tujuan tersebut. Jadi, dapat aku simpulkan bahwa setiap keberhasilan yang telah kamu raih akan selalu menghadirkan target baru yang ingin dicapai, yang tentu harus lebih baik dari pencapaian sebelumnya, inilah yang di namakan manusia selalu tidak pernah puas dan ingin terus berproses menjadi yang terbaik.

Be confident, fight against insecurities and overthinking

            Nah, bagaimana sudah sedikit merasa tercerahkan dengan artikel ini? aku harap kita semua bisa selalu bangkit atas segala keterpurukan yang tengah terjadi ya. Bukan hidup namanya jika tidak dibumbui dengan konflik batin, jadikan pengalaman buruk sebagai guru untuk menjadi lebih baik di masa depan. Jika, kalian masih merasa sering overthinking, insecure, atau kurang percaya diri untuk menjadi produktif dengan melakukan hal-hal baru. Coba deh renungkan lagi, mau sampai kapan kalian terjebak dalam pemikiran seperti itu, sampai kapan kalian mau menjadi penonton kebahagiaan hidup orang lain, mulailah menjadi sutradara dan aktor atas perjalanan hidup yang kalian rencanakan sendiri. Sebagai bahan refrensi untuk melawan perasaan insecurities dan Overthinking, aku saranin kalian buat tonton video bagus dari Satu persen di atas ya.

#SatuPersenBlogCompetition #KesehatanMental #Productivity

 

Satu Persen Blog Competition
Source : satupersen.net/

“Mendewasakan Diri Bersama Satu Persen di 2021”

mrioaldino

Komentar





banner



Klook.com