ESG on Waste : CSR Perusahaan Sebagai Solusi Untuk Menyelamatkan Bumi dan Sektor Ekonomi dari Ganasnya Limbah Industri!

“Lingkungan di daerah tempat tinggalku benar-benar  kotor, rentan penyakit, dan berpolusi asap. Sebenarnya dulu lingkunganku sangatlah bersih, namun semuanya berubah kala sekelompok manusia datang menancapkan pancang-pancangnya, hingga terlihat beberapa pabrik-pabrik besar ayng mulai berdiri kokoh, apakah mereka peduli terhadap nasibku dan keluargaku, bisakah mereka yang di atas berhenti sejenak dan melihat ke arah kami. Adakah kepedulian terhadap lingkungan tempat tinggal kami? Silahkan cari profitmu namun jangan rusak habitat kami” Ujar seorang anak yang tinggal di kawasan industri

Revolusi Industri 4.0 telah membawa peradaban umat manusia ke kondisi yang lebih dinamis mengikuti arah perkembangan teknologi modern. Kehidupan manusia terkungkung dalam ruang lingkup globalisasi, segala hal rumit di rasa semakin di permudah pasca internet dan seperangkat gadget masuk ke tengah-tengah kehidupan masyarakat. Sebagai contoh, saat ini peran buku fisik  seolah-olah mulai tergantikan oleh kehadiran buku online, kehadiran buku-buku berbasis online dipandang lebih user-friendly dan murah dari sisi harga. Jika kita melihat semua ini jauh lebih luas, perkembangan teknologi benar-benar telah menyentuh segala aspek kehidupan masyarakat baik pada aspek sosial, ekonomi, politik, hingga budaya.  Meskipun begitu, kita tidak akan membahas keseluruhan dari aspek tersebut, namun aspek lingkungan, perekonomian dan industri lah yang banyak menyedot perhatian saya sebagai seorang penulis yang berusaha kritis. Dunia Indsutri khususnya di Indonesia beberapa dekade terakhir telah mengalami berbagai kemajuan yang pesat, hal ini tak urung sebagai dampak dari perkembangan teknologi modern. Berbagai industri berbasis teknologi modern dan online pun banyak bermunculan, dengan bermodalkan kreatifitas dan inovasi maka siapapun bisa membangun usaha apapun saat ini, baik dari yang berstatus UD, CV, PT, hingga Start-Up yang tengah booming saat ini.

https://www.cesgs.or.id/
Source : olah data pribadi

Berbagai industri di Indonesia baik sektor migas maupun non-migas pun diharapkan dapat terus tumbuh dan membantu menguatkan lanju perekonomian nasional. Terkhususnya pada sektor non-migas, dilansir dari website kemenprin.go.id (29/11/2020), Kementerian Perindustrian memproyeksikan industri pengolahan non-migas akan mengalami pertumbuhan sebesar 3,95 % pada tahun 2021. Perkiraan ini didasarkan pada asumsi pandemi COVID-19 telah dapat dikendalikan dan vaksin tersedia secara bertahap di masyarakat. Terlepas dari proyeksi ini, berbagai industri yang tengah berjalan diharapkan mampu bersaing secara sehat dan memprioritaskan berbagai kepentingan umum seperti kepentingan lingkungan, sosial, maupun tata kelola dan kerjasama dengan pemerintah disamping mencari profit pribadi. Pada masa yang genting serta tingkat kompetisi yang tinggi saat ini, sejumlah perusahaan harus mampu membuat segalanya terlihat balance, standar Environmental, Social, and Governance (ESG) pun harus dapat diperlukan untuk mendorong berbagai kebijakan yang tengah berjalan ataupun yang akan datang. Sebuah gerakan atau lembaga yang fokus terhadap penerapan ESG bagi perusahaan adalah CESGS (cesgs.or.id), dan segala kriteria dan pemahaman mengenai apa itu ESG dapat kalian atau perusahaan pelajari lebih lanjut pada mereka. Namun, Secara singkat ESG adalah :

  • Environmental : Kriteria lingkungan pada ESG turut membahas mengenai penggunaan energi sebuah perusahaan, limbah, polusi, konservasi sumber daya alam, dan perilaku terhadap flora dan fauna.
  • Social : Kriteria sosial dalam ESG lebih melihat hubungan sebuah perusahaan secara eksternal. Komunitas, masyarakat, pemasok, pembeli, media, dan entitas-entitas lain yang memiliki hubungan baik langsung maupun tidak langsung adalah hal yang harus dikonsiderasikan melalui kriteria sosial ESG.
  • Governance: Suatu tata kelola perusahaan memokuskan pada bagaimana sebuah perusahaan memiliki proses pengelolaan yang baik dan berkelanjutan pada bagian internalnya. Jika kriteria sosial memokuskan pada hubungan eksternal, maka kriteria governance melihat manajemen atau tata kelola sebuah perusahaan.

Lantas dalam hal ini, kriteria lingkungan akan menjadi konsiderasi utama perusahaan guna melakukan performa finansial dan operasi yang tinggi namun bersifat berkelanjutan dan tidak merusak alam sekitar.

Masalah Limbah Industri di Indonesia

          Setiap industri yang tumbuh dan beroperasi baik dalam skala industri kecil maupun besar tentu akan menghasilkan sebuah output yang kadang merugikan dan sulit dikontrol oleh perusahaan itu sendiri yaitu masalah “ limbah (waste)”. Terkadang limbah industri ini menjadi momok yang tidak mengenakan bagi lingkungan alam maupun sosial masyarakat. Tidak memandang kawasan, limbah industri nyatanya melimpah ruah di manapun baik dalam kawasan industri perkotaan maupun kawasan industri rural area dan pedesaan, berbagai wujud limbah industri sendiri dapat berupa limbah cairan, limbah ampas pabrik, limbah padat, dan lain sebagainya. Di wilayah perkotaan seperti daerah-daerah penunjang ibukota Jakarta, kehadiran berbagai industri dan pabrik besar benar-benar tak bisa dielakan, peranya pun sangat sentral dalam menunjang sektor perekonomian nasional. Namun untuk masalah limbah yang di muntahkan kadang tidak mampu di tenggarai dengan baik oleh beberapa perusahaan terkait. Sementara di wilayah pedesaan, jauh di luar pulau Jawa, kehadiran berbagai industri dan pabrik seperti pabrik kelapa sawit, manufaktur dan migas juga harus mampu mengontrol dan menanggulangi output limbah mereka dengan bijak agar tidak menimbulkan berbagai kerugian bagi alam dan masyarakat sekitar.

https://www.cesgs.or.id/
Source : freepik.com/vectorpocket

Mengenai intensitas perkembanganya, tentu volume limbah industri akan terus menunjukan angka peningkatan dari tahun ke tahun nya mengingat perkembangan populasi dan berbagai industri baru di Indonesia yang turut melonjak. Dalam hal ini, pemerintah pusat maupun daerah harus mulai memikirkan dan menerapkan berbagai kebijakan yang tepat bagi perusahaan yang akan membuka sebuah pabrik di suatu kawasan, lebih lagi jika kawasan yang di sasar adalah kawasan padat penduduk dan alam yang masih asri. Kehadiran suatu industri atau pabrik di daerah terpencil memang akan menghidupkan nilai-nilai investasi serta mendorong perekonomian kawasan tersebut lebih berkembang, namun perusahaan dan pemerintah daerah pun harus peka terhadap berbagai dampak lingkungan yang akan di hasilkan jika pengembangan pabrik dan industri tersebut tidak selaras dengan nilai-nilai Analisis Mengenai Dampak lingkungan (AMDAL) dan ESG. Lantas, seharusnya perusahaan harus apa dalam menanggulangi masalah limbah ini?

5 Peran CSR Perusahaan Dalam Upaya Menyelamatkan Bumi dan Ekonomi!

https://www.cesgs.or.id/
Source : freepik.com/vectorpouch

          Pernakah kalian mendengar istilah Corporate Social Responsibility (CSR), jadi CSR adalah suatu konsep dimana perusahaan atau organisasi memiliki sebuah tanggung jawab penuh terhadap karyawan, konsumen, stakeholder, komunitas serta lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan seperti kepedulian terhadap masalah-masalah yang berdampak pada lingkungan sebut saja polusi, limbah, keamanan produk dan tenaga kerja. Nah, dalam upayanya untuk menghadirkan jenis perusahaan yang ramah lingkungan dengan kondisi keuangan yang sehat, berikut 5 peran CSR perusahaan bagi keberlangsungan alam dan hubunganya terhadap kondisi sosial masyarakat.

1. Lebih Dekat Dengan Masyarakat

CSR yang baik tentu akan menguntungkan bagi perusahaan dan masyarakat, kedekatan antara perusahaan dan masyarakat akan menimbulkan sinergi dan rasa saling percaya yang kuat dalam jangka waktu yang panjang. Dengan lebih dekat kepada masyarakat tentu akan meminimalisir berbagai konflik kepentingan yang berpotensi akan timbul. Beberapa inisiatif program CSR yang biasa dan dapat terus dikembangkan oleh perusahaan seperti donasi rutin atau penggalangan dana bencana untuk masyarakat, memberikan pelatihan ataupun sosialisasi tentang berbagai topik bermanfaat kepada masyarakat sekitar kawasan industri, membuka program beasiswa sekolah bagi anak-anak masyarakat yang kurang mampu, ataupun mengadakan berbagai kompetisi menarik guna menyaring aspirasi masyarakat sekitar.

2. Melibatkan Masyarakat dalam Mengolah Limbah

Dalam upayanya untuk menuntaskan masalah limbah industri, perusahaan juga harus memanfaatkan program CSR yang di canangkan untuk fokus terhadap pelestarian lingkungan. Sejalan dengan kriteria Environmental pada ESG, program CSR perusahaan harus menyasar pada tanggung jawabnya terhadap lingkungan hidup. Jika limbah pabrik atau perusahaan tidak dapat dikelola dengan bijak, maka tidak hanya manusia saja yang akan mendapatkan hasil buruknya namun berbagai hewan dan tumbuhan akan terancam habitatnya. Dalam upayanya, perusahaan dapat merangkul masyarakat kawasan agar mau bekerja sama dalam mengelolah limbah terutama jenis limbah yang dapat di daur ulang seperti limbah plastik yang dapat dijadikan berbagai karya kerajinan tangan yang bernilai jual, ataupun limbah organik yang dapat masyarakat manfaatkan sebagai sumber pupuk kompos. Untuk berbagai limbah yang sulit di daur ulang terutama limbah cair kimia yang tentu berbahaya, perusahaan harus sigap dan sedia akan berbagai perangkat filterasi yang memadai agar limbah tersebut tidak merusak sumber mata air lingkungan. Khusus limbah cair sendiri, ada beberapa metode pengolahan limbah cair yang dapat diterapkan oleh industri yaitu:

  • Pengolahan limbah secara fisika yaitu dengan memisahkan material-material pengotor yang kasat mata serta berukuran cukup  besar dengan  menggunakan  penyaringan  atau perlakuan  fisik. Prosesnya meliputi sedimentasi, floatasi, absorbs, dan penyaringan (screening);
  • Pengolahan limbah secara kimia yaitu adanya  penambahan bahan kimia untuk mengendapkan / memisahkan / menghilangkan zat-zat pengotor dalam limbah cair tersebut. Prosesnya meliputi koagulasi, oksidasi, penukar ion, degradasi, ozonisasi, dan lain-lain.
  • Pengolahan limbah secara biologi yaitu upaya menggunakan biota hidup atau mikroba untuk menguraikan zat-zat pencemar didalam limbah cair. Prosesnya meliputi aerobik, anaerobik, fakultatif

3. Membuka Lowongan Pekerjaan Khusus Tim Pengolah Limbah

Selain masyarakat dapat memanfaatkan limbah daur ulang untuk dijadikan sumber penghasilan, bisa saja perusahaan membuka sebuah lapangan pekerjaan khusus seperti tim pengelolah limbah industri. Meskipun tidak menjadi fokus utama, namun upaya ini dapat di terapkan, lebih lagi jika masyarakat daerah pabrik tersebut sudah paham mengenai tata cara pengelolahan limbah. Apapun pekerjaanya, tentu tim pengelolah limbah akan sangat membantu perusahaan untuk menganalisis dan meminimalisir dampak buruk dari limbah yang di hasilkan, lebih lagi lapangan pekerjaan ini dapat menghidupkan perekonomian masyarakat kecil yang tinggal di area kawasan industri.

4. Penerapan AMDAL sebagai Komitmen Untuk Terus Perduli Terhadap Alam

Program CSR ini tidak hanya tentang komitmen perusahaan terhadap lingkungan sosial, namun juga tentang komitmen perusahaan terhadap alam atau lingkungan sekitar tempat mereka beroperasi. Disinilah pentingnya AMDAL sebelum sebuah pabrik atau kawasan industri di bangun, AMDAL sendiri juga berguna untuk memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang akan ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan. Selain itu, AMDAL juga berperan sebagai syarat berdirinya suatu industri dan menegaskan bahwa perusahaan tersebut legal dan memenuhi segala unsur untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dalam komitmenya untuk terus perduli terhadap kelestarian alam, perusahaan juga dapat berafiliasi atau menjalin kerjasama dengan berbagai organisasi dan gerakan peduli lingkungan, tentu kerjasama ini dapat mendukung sejumlah program positif perusahaan perihal isu-isu lingkungan.

5. Penerapan CSR pada Sistem Operasional Perusahaan

Selain menyasar berbagai unsur eksternal perusahaan seperti kepedulian terhadap lingkungan sosial dan alam. CSR hendaknya tetap memperhatikan kelangsungan hidup para karyawan perusahaan atau mereka yang berperan aktif di belakang layar operasional perusahaan, tanpa adanya mereka tentu fungsi-fungsi operasional perusahaan akan mati. Pemberian hak dan kewajiban yang layak kepada para pekerja, serta tidak membeda-bedakan status atau kelas sosial para pekerja tentu akan menghidupkan unsur organisasi perusahaan yang lebih sehat. Sebelum menghidupkan nyawa pada lingkungan di luar perusahaan, pastikan nyawa para penyokong dan pekerja di internal perusahaan dapat bernafas dengan lega.

     Sejatinya segala lingkungan yang ada di bumi ini memerlukan yang namanya keseimbangan. Jika ada sampah maka wajib ada petugas pembersih sampah, jika sektor perekonomian sedang pacekelik maka harus ada solusi untuk bangkit dan bersenyawa lagi. Terlepas dari pembahasan kita mengenai keharusan perusahaan dan industri dalam menjaga kelestarian alam serta peran sentralnya dalam menggerakan perekonomian nasional, peduli terhadap alam tetaplah menjadi tugas seluruh umat manusia di muka bumi.

https://www.cesgs.or.id/events/lomba-blog/
Source : cesgs.or.id/events/lomba-blog/

Disclaimer : Selain berguna sebagai sumber informasi dan wawasan, artikel ini juga diikutsertakan pada kompetisi blog 2021 oleh CESGS (cesgs.or.id) dengan tema "ESG on Waste: Solusi untuk Bumi dan Ekonomi"  : Ceritakan tentang apa saja yang bisa dilakukan perusahaan untuk mengelola limbah agar berdampak positif bagi Bumi dan Ekonomi. ESG adalah – (Klik disni)

Source :

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama