-->
mrioaldino
mrioaldino Optimistic man!

Berkonten Ria : Kita Mulai Lagi Dari “0” ya Kak!

Tidak ada komentar

Ninggalinjejak.com - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Viral” berarti menyebar luas dengan cepat, lantas apa kaitanya kata “Viral” dengan pembahasan kita kali ini? Hmm, karena tulisan ini akan mengulas perihal “Why should I be viral on social media”. Saat ini untuk menjadi viral tak sesulit 2 bahkan 5 dekade yang lalu, dimana dengan bermodalkan sebuah kamera siapun bisa menjadi eksis di era digital. Ada dua cara menjadi , pertama buatlah kontroversi atau kedua hasilkan karya luar biasa dan prestasi. Tapi, untuk poin kedua kamu butuh proses panjang untuk mencapai titik Viral, sementara untuk poin pertama ya begitulah.

Bagi kaum retro atau kelahiran 80-90an tentu identik dengan sejumlah barang viral pada masanya seperti walkman, tamagochi, hingga gelang power balance. Semua hal viral ini menyebar via mulut ke mulut atau kalau pun dari media ya dari televisi, radio, atau majalah dan belum ada tuh yang namanya sosial media.

Nah, sekarang fenomena telah bergeser, berbagai konten digital viral dapat dikonsumsi melalui sosial media dengan cukup bermodalkan sinyal internet dan smartphone saja, bahkan proses transfer informasinya pun dapat berjuta kali lebih cepat. Coba siapa yang akan mengenal Bonge Citayem, Jeje Slebew, Fajar Sadboy, hingga Lato-lato kalau bukan dari masifnya pemberitaan di media sosial. Intinya, terlalu mudah menjadi viral di era gawai.

Lantas viral seperti apa yang seharusnya kamu cari?

Disclaimer : awalnya aku gak pernah berfikir untuk menjadi seorang pekerja di industri digital kreatif dan perkontenan sih, maunya jadi yang biasa aja pegawai humas atau pengusaha misalnya.

Mindset pun berubah ketika aku mengenal sosial media, melihat banyaknya muda-mudi yang mendulang penghasilan dari berkonten aku pun ketularan. Kupikir dengan modal sebagai anak ilmu komunikasi, pandai mengoperasikan device cam, dan dibekali sedikit ilmu editing kenapa aku harus menjadi penikmat konten orang lain saja. Akhirnya petualanganku sebagai seorang content creator dimulai sejak dibangku kuliah….

Menurutku siapapun bisa jadi kreator dan media apapun bisa jadi platform, cerita awal kegemaranku di dunia konten bermula di 2016 ketika aku mengenal platform blogspot. Aku yang lumayan hobi menulis ini mulai membuat site blog sendiri, berbagai hal aku ceritakan mulai dari diari, opini-opiniku tentang berbagai isu, hingga cerita traveling ku ke berbagai tempat. Awalnya tak pernah terpikirkan olehku untuk memproleh exposure bahkan revenue sebagai penulis blog, namun it’s happened to me. Aku senang ketika ada beberapa orang yang mengenalku dari tulisan-tulisan perjalananku di blog, tak pernah terfikir dibenaku bila apresiasinya akan semengembirakan itu.

Setelahnya, perjalanan menulisku pun mulai singgah dibeberapa platform digital media lain, waktu itu aku dapat info bila menulis di media online bisa menghasilkan uang. Dengan bermodalkan informasi di google, aku mendaftar ke suatu platform menulis yang menurutku saat itu legit banget untuk memperoleh cuan (dollar lagi), yakni UC News. Benar saja, beberapa bulan menjadi content writer di UC News aku udah bisa narik penghasilan pertama sebesar USD 100 (Rp. 1.300.000 waktu itu), hal ini buat aku girang bukan kepalang karena benar-benar sesuatu banget untuk seorang anak kuliah memperoleh penghasilan sendiri selain mengandalkan uang bulanan orangtua. Selebihnya aku mulai aktif mengikuti berbagai kompetisi menulis dan blog, bahkan aku merasa prestasi terbaikku di blogging ialah ketika berhasil menjadi salah satu pemenang dalam kompetisi Writingthon Asian Games 2018 dimana aku memperoleh berbagai hadiah keren mulai dari nonton opening Asian games di Jakarta gratis, uang tunai, bertemu tokoh-tokoh hebat, dan lain sebagainya. Bagiku dunia blog adalah pacuan awalku untuk memutuskan menjadi seorang content creator.

Gambar Pendukung

Proses menjadi pria dibelakang layar akhirnya membuatku semakin tertantang untuk mencoba hal yang baru, singkat cerita aku mulai pede di depan kamera, aku pun coba peruntungan dengan menjadi seorang travel content vlogger. Awalnya sulit karena kemana-mana harus pegang kamera, belum lagi harus edit hasilnya sendiri tapi aku melakukan itu dengan senang karena aku merasa ini hobi.

Kok bisa jadi traveler juga bang, kan kuliah? Emang bisa bagi waktu. Hmm, nggak ada yang gak bias guys selagi niat dan pintar dalam hal manajemen waktu serta finansial.

Singkatnya, beberapa lama aku jadi travel content creator sebuah titik terberat pun hadir…..

Fase Terberat lalu kita mulai dari “0” ya kak!

“Setelah lulus kuliah di tahun 2019 akhir, aku berencana untuk memperluas cakupan perjalananku di tahun 2020 nya. Namun tiba-tiba virus itu hadir di Indonesia”.

Covid-19 menjadi fase terberat bagi seorang travel content vlogger, rencanaku yang akan menjelajahi ASEAN pun berantakan seketika. Bayangin paspor sudah ditangan, budget sudah dihitung, bahkan partner jalan sudah ditemukan namun apadaya pembatasan mobilitas selama Covid-19 membuat rencana besar ini harus tertunda hingga waktu yang belum bisa dipastikan. Sempat frustrasi dibuatnya, akhirnya aku mencoba peruntungan bekerja sebagai seorang pekerja kantoran dan nasib baiknya aku bekerja dibidang yang memang “Aku banget” yakni sebagai seorang content writer hingga social media specialist.

Disamping kesibukanku sebagai pekerja eight-to-five, aku selalu menyempatkan diri untuk memproduksi konten sendiri. Karena sudah tidak bisa jalan-jalan lagi, dengan bermodalkan kemampuanku dalam berbacot ria aku pun coba menyelami niche konten baru sebagai seorang story-teller. Berbagai hal aku ceritakan kepada warganet mulai dari isu terkini, opini pribadi, fakta-fakta menarik, dan diskusi publik. Bahkan aku sempat membuat sebuah channel media sendiri dengan label “Ninggalin Jejak”, sempat memperoleh impresi yang baik dengan jangkauan followers dan views puluhan ribu hingga jutaan di Tiktok dan Instagram namun lagi-lagi musibah anak konten itu terjadi.

Gambar Pendukung

Tiba-tiba akun Tiktok & Instagram Ninggalin Jejak di banned oleh platform tanpa ada alasan yang berarti, khusus Tiktok aku dituduh menyebar konten informasi sara namun hal ini kubantah dengan mengajukan banding. Anehnya, banding diterima dan video di restore kembali namun akunya tetap di banned permanen. Ini misteri sih!

Ibarat tersambar petir disiang bolong, tiba-tiba akun Instagram pribadiku yang sudah memiliki 6.000 followers lebih pun juga turut hilang. Sangat kusesalkan, pihak Instagram menudingku menggunakan aplikasi pihak ketiga ketika log in ke akun instagramku padahal aku sama sekali tidak melakukan hal demikian. Lagi-lagi aku mengajukan banding, namun nyatanya di tolak. Sempat kecewa, akun pribadi ini aku besarkan sejak 2015 dan tiba-tiba di hapus begitu saja. Bahkan ini bukan hanya sekedar platform berbagi konten, namun begitu banyak relasi kerjaku berada di Instagram.

Aku sempat putus asa dalam berkonten, males banget gak sih kalo harus mulai lagi dari awal. Tapi, aku jadi teringat sebuah kalimat dari mas-mas SPBU “Kita mulai lagi dari 0 ya kak”.

Akhirnya di awal tahun 2023 ini semuanya aku mulai dari awal, akun Instagram baru, tiktok baru, cuman status aja masih belum baru yakni masih “Jomblo” hehe. Menanggalkan nama Ninggalin Jejak, sekarang aku lebih fokus membranding namaku sendiri @mrioaldino di sosial media. Syukurnya, TikTok menjadi titik balik terbaiku di dunia perkontenan ini, berbagai video ku nyatanya berhasil masuk For Your Page (FYP) dan viral, hingga saat ini konsistensiku dalam berkonten masih terus terjaga. Doa’in aku konsisten ya guys, agar bisa banyak bercerita dan mengedukasi masyarakat luas.

Gambar Pendukung

Jadi, untuk menjawab pertanyaan di awal “Lantas viral seperti apa yang seharusnya kamu cari ?” Jawabanya, viral yang memberikan value lebih bagi para pemirsamu. Kedepankan edukasi ketimbang kontroversi & sensasi ya. Mau tau bocorannya, simak segmen akhir dalam artikel ini!

Ssstt, Tips Kilat Berkonten Bagi Rebahaners!

FYI, saat ini ada sekitar 5 akun sosial media yang aku handle loh! Mulai dari akun perusahaan, akun pribadi, hingga akun bisnis lainnya. Emang gak pusing, ngheandle sebanyak itu dengan karakter audience yang berbeda-beda?

Pusing sih iya, namanya juga pekerjaan. Tapi aku menikmati karena ini adalah bagian dari hobi, bukanlah sebuah keterpaksaan. Kuncinya ialah “Be Passionate” ya guys!

Lantas, ada tips tertentu gak sih buat jadi content creator bagi pemula? Sebenarnya hal ini bisa saja kalian temukan di google, karena udah banyak banget konten yang membahas prihal ini. Tapi aku mau coba kasih pemahaman dari pengalaman dan perspektifku.

Gambar Pendukung

#1. Niat dulu!

Pada dasarnya, segala sesuatu yang akan kamu lakukan harus dilandasi dengan niat yang benar, sekalipun hanya untuk menjadi seorang content creator. Jangan sepelekan niat ya, karena jika kamu memproduksi konten dengan niat yang baik maka percayalah konten yang akan kamu hasilkan akan memberikan impact yang besar bagi audiens-mu. Coba gali lagi, niatmu sebenarnya apa dalam menjadi content creator?

#2. Tentukan Niche Kamu

Jika niat sudah mantap, yuk mulai tentukan Niche kontenmu apa. Secara definisi sederhana, Niche adalah jenis atau tipikal konten apa yang akan rutin kamu bagikan. Misal, kalau kamu passion di dunia edukasi, mungkin kamu bisa jadi kreator dengan Niche education seperti kamu berbagi info seputar perkuliahan, sekolah, dan materi belajar. Pilihlah Niche yang “Kamu banget”.

#3. Device yang layak

Kamu gak harus punya DSLR atau Mirolles kece sih buat jadi content creator pemula, cukup mengandalkan kamera smartphone kamu sebenarnya udah bisa berkonten ria. Intinya tetap tanamkan kualitas dalam materi konten yang akan kamu sampaikan, kalau sudah punya rezeki lebih dalam berkonten mungkin setelahnya kamu mulai bisa memikirkan untuk upgrade device ke yang lebih proper.

#4. Koneksi Internet provider yang stabil dari Telkom Indonesia

Nah, ini yang wajib banget kamu perhatikan. Kalau konten sudah siap, terus tugas selanjutnya apa? Tentu proses pengunggahan ke sosial media. Pastikan kamu memakai internet provider yang unggul namun dengan harga tetap merakyat tentunya. FYI, sudah 6 tahun ini aku pakai IndiHome sebagai internet provider dalam berkonten, dari yang awalnya berkapasitas 10 mbps hingga sekarang aku upgrade ke kapasitas 50 mbps, produk internet dari Telkom Indonesia ini tetap jadi peluruku dalam berkonten ria.  Pokoknya jangan sampai ngelag deh!

Biar langsung terjawab, yuk KEPOIN sekarang juga website resmi IndiHome!

#5. Konsisten

Ini adalah ujian terbesar bagi seorang content creator, yaitu menjadi konsisten. Saran dari aku, untuk menghindari rasa malas ketika memproduksi konten, cobalah untuk mengalokasikan waktu satu hari dalam seminggu hanya untuk membuat tabungan konten. Dengan begini, konistensimu dalam upload konten sesuai jadwal akan tetap terealisasi dengan baik. Ingat, segala hal itu punya titik jenuh guys, cobalah temukan solusi terbaik untuk menangkal hal ini.

#6. Review & Evaluasi

Terakhir, selalu lakukan review & evaluasi terhadap setiap konten yang sudah kamu hasilkan. Baca trend kontenmu, lihat seberapa antusias audiens dengan konten yang telah kamu publikasikan. Review & evaluasi ini  penting banget dilakukan guna menambah sudut pandangmu serta kreativitasmu dalam menghasilkan konten-konten selanjutnya.

Dari ceritaku ini, dapat disimpulkan bahwa jadi content creator itu susah-susah gampang sih. Intinya, kamu harus siap menghadapi berbagai perubahan dan dinamika yang ada dalam industri digital media, jangan pernah kudet kalau mau jadi content creator karena tugasmu adalah menyajikan sesuatu yang bernilai dan factual kepada masyarakat luas.

mrioaldino

Komentar





banner



Klook.com