Apa Itu Toleransi?
Toleransi adalah
suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu
dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransimenghindarkan
terjadinya diskriminasi sekalipun banyak terdapat kelompok atau golongan yang
berbeda dalam suatu kelompok masyarakat. Dapat disimpulkan, bahwa toleransi
ialah sikap seseorang dimana mampu membiarkan dengan lapang dada, menghargai,
mengakui, menghormati, tidak dendam, pengertian, terbuka terhadap pendapat,
perbedaan, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, sikap dan sebagainya yang lain
atau yang bertentangan dengan pendiriannya sendiri.
Kenapa Perlu Saling Toleransi?
Berikut
adalah manfaat baik ketika manusia mampu saling bertoleransi dengan baik :
1.
Terhindar dari perpecahan
Sikap
toleransi yaang tinggi yaitu saling menghormati. saaling mengahrgai dan
mengabaikan perbedaan dapat menghindari terjadinya pertikaian, permusuhan ,
peperangan dan perpecahan yang dapat memicu konflik didalam negara , kondisi
ini dapat mengancam keutuhan persatuan negara Indonesia dan tidak sesuai dengan
semboyan kita bhinneka tunggal ika. keadaan ini bisa menjadi
keuntungan tersendiri bagi negara lain yang mempunyai kepentingan tertentu.
2.
Meningkatkan rasa persaudaraan
Sikap
toleransi dapat menimbulkan rasa sayang dan meningkatakan rasa persaudaraan
antara umat beragama. kondisi ini dapat membuat terhindar adanya kesalahpahaman
dan pertikaian yang tidak perlu .
3.
Meningkatkan kekuatan dalam iman
Perbedaan
agama dan tradisi dapat membuat sikap toleransi semakin kuat. tradisi yang
berbeda dapat membuat orang lain ingin mengetahui dan mempelajari tradisi
daerah lain. hal ini dapat menumbuhkan rasa bangga seseorang terhadap negara
yang memiliki keaneka ragaman agama, tradisi dan budaya yang tidak dimiliki
bangsa lain. Menghormati agama orang lain dan menghargai perbedaan
tradisi dapat meningkatkan kekuatan dalam iman dan lebih menyadari bahwa rasa
persaudaraan sangat dibutuhkan dalam pergaulan.
4.
Meningkatkan rasa nasionalisme
Jika
sikap toleransi yang positif diterapkan dalam kehidupan sehari hari oleh semua
masyarakat indonesia maka akan meningkatkan rasa nasionalisme terhadap bangsa
dan negara. karena bangsa yang maju adalah bangsa yang bisa menerima perbedaan
satu orang dengan orang yang lainnya tanpa harus merasa paling benar dan akan
mengurangi penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan .
5.
Dapat mencapai kata mufakat
Masyarakat
Indonesia adalah masyarakat yang demokrasi dan mengutamakan musyawarah untuk
pencapaian kata mufakat tanpa ada pertikaian, permusuhan, pertemngkaran dan
kesalahpahaman. didalam bermusyawarah sangat penting dibudidayakan sikap
toleransi antara sesama manusia yang memiliki perbedaan agama, suku, tradisi
atau budaya daerahnya.
6.
Meruntuhkan rasa paling benar pada diri sendiri
Tidak
ada satu manusiapun yang akan luput dari yanag namanya kesalahan ataupun
kekurangan. sikap toleransi akan menghindari seseorang untuk bersikap egois dan
merasa diri paling benar. sikap toleransi dapat membuat manusia lebih cerdas
dalam berfikir positif. Sikap seperti ini adalah yang paling banyak disukai
masyarakat dan tak heran jika seseorang yang memiliki sikap toleransi yang kuat
akan menjadi seorang pemimpin yang adil.
7.
Dapat mempersatukan perbedaan
Masih
banyak manusia yang menganggap apa yang dianutnya atau apa yang telah menjadi
sejarah nenek moyangnya adalah yang paling baik dan paling benar, padahal pada
kenyataannya tuhan menciptakan manusia penuh dengan perbedaan dan penuh dengan
kekurangan. Semua itu semata mata agar manusia satu dengan yang lainnya dapat
saling menghormati dan menghargai. sikap toleransi dapat mempersatukan
perbedaan menjadi sebuah kekuatan bagi pertahanan negara.
8.
Mempermudah pembangunan negara menjadi lebih maju
Sikap
toleransi dapat mempermudah pembangunan negara menjadi lebih baik dan selalu
selangkah lebih maju. Negara manapun tidak akan menjadi maju dan besar jika
sikap toleransi tidak membudaya . karena sikap toleransi dapat memperkuat rasa
persatuan dan kesatuan didalam perbedaan yang akhirnya dapat membuat sebuah
negara tidak mudah dirongrong dan diancam oleh bangsa lain.
Apa saja contoh sikap toleransi dalam
kehidupan sehari-hari?
a.
Bergaul dengan semua teman tanpa membedakan agama dan sukunya.
b.
Menghargai dan menghormati perayaan hari besar keagamaan umat lain.
c.
Tidak menghina dan menjelek-jelekkan suku, ras dan ajaran agama lain.
e.
Memberikan rasa aman kepada umat lain yang sedang beribadah.
f.
Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
g.
Saling tolong menolong antar sesama umat manusia.
Pentingkah Pendidikan Toleransi?
Mengingat
pentingnya nilai toleransi, hal ini harus di terapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Upaya ini dilakukan guna menghindari konflik-konflik yang terjadi
akibat tidak adanya rasa menghormati dan menghargai orang lain, seperti yang di
ungkapkan oleh Tilaar (1999:160) bahwa yang diperlukan dalam masyarakat bukan
sekedar mencari kesamaan dan kesepakatan yang tidak mudah untuk dicapai, justru
paling penting di dalam masyarakat yang ber-bhineka tunggal ika adalah adanya
saling pengertian. Haricahyono (1995:203) mengatakan tujuan pengembangan sikap
toleransi dikalangan siswa di sekolah maupun kelompok sosial, disamping sebagai
wahana latihan agar mereka lebih lanjut dapat menerapkan dan
mengembangkankannya secara luas dalam kehidupan masyarakat.
Pendidikan
toleransi dapat dilakukan dalam beberapa pendekatan, yaitu perorangan (personal
approach), pendekatan kelompok (interpersonal approach) dan pendekatan klasikal
(classical approach) metode penyajiannya pun sangat beragam dan luwes melalui
cerita, ceramah, permainan simulasi, tanya jawab, diskusi dan tugas mandiri.
Singkatnya setiap bentuk sambung rasa (komunikasi) dapat dimanfaatkan dalam
proses pendidikan (Sumaatmadja, N, 1990:9).
Bagaimana Toleransi di Indonesia?
Toleransi
di Indonesia di bahas dalam UUD 1945 BAB X tentang Hak Asasi Manusia Pasal 28 J
(UUD 1945:14)
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi
manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,
setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang
adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokrastis.
Indonesia
merupakan negara dengan kultur budaya dan sosial yang sangat beragam. Berbagai
suku, budaya, agama, ras dan cara berperilaku dalam bersosialisasi mewarnai
kehidupan bertoleransi di negara Indonesia. Indonesia pun bisa merdeka secara
mandiri karena semangat toleran yang menimbulkan persatuan dan kesatuan seluruh
masyarakat Indonesia untuk membasmi penjajah Belanda dan Jepang. Namun
kenyataan saat ini, mayoritas masyarakat Indonesia kehilangan semangat
toleransinya. Faktor yang mempengaruhi hal ini terjadi karena banyak masyarakat
kita yang kurang mempelajari dan mengahayati sejarah perjuangan para pahlawan
Indonesia zaman penjajah dulu, sehingga semangat hidup bertoleransi dan patriotik
di Indonesia melemah. Selain itu, mayoritas masyarakat Indonesia juga
kehilangan semangat kebersamaan, serta banyak yang tidak melandaskan Pancasila
sebagai dasar hidup bangsa Indonesia alias semuanya atur sendiri-sendiri
sehingga terjadi intoleransi dalam hidup masyarakat Indonesia.
INDEKS
KOTA TOLERAN (IKT) TAHUN 2017
SETARA
Insitute dan Unit Kerja Presiden-Pembinaan Ideologi Pancasila
Jakarta, 16 November 2017
Jakarta, 16 November 2017
Dari
hasil indexing lengkap dapat disederhanakan 10 kota dengan skor toleransi
tertinggi sebagai berikut.
Tabel 1.10 Kota Teratas dengan Skor
Toleransi Tertinggi
No.
|
Kota
|
Skor
|
1
|
Manado
|
5,90
|
2
|
Pematangsiantar
|
5,90
|
3
|
Salatiga
|
5,90
|
4
|
Singkawang
|
5,90
|
5
|
Tual
|
5,90
|
6
|
Binjai
|
5,80
|
7
|
Kotamobagu
|
5,80
|
8
|
Palu
|
5,80
|
9
|
Tebing
Tinggi
|
5,80
|
10
|
Surakarta
|
5,72
|
Dalam
Tabel 1 terlihat bahwa 10 kota dengan nilai toleransi tertinggi memiliki skor
di atas 5 dalam skala 1-7. Kota dengan nomor urut 1-5 memiliki skor yang sama,
demikian halnya dengan kota dengan nomor urut 6-9. Hal ini terjadi mengingat
penilaian didasarkan pada hasil scoring berdasarkan pembacaan dokumen
sebagai data penelitian yang sudah ditentukan sebelumnya, kemudian dinilai
dengan skala Likert. Dengan skala scoring yang terbatas 1-7, maka
kesamaan skor akhir sangat dimungkinkan. Untuk itu, SETARA Institute tidak
mengartikan bahwa Manado berada pada posisi 1 sebagai kota paling toleran
disebabkan terdapat 4 kota yang memiliki nilai yang sama. Tabel di atas
menunjukkan dan dapat dibaca terdapat 5 kota dengan tingkat toleransi yang
tinggi.
Dibandingkan
dengan data Indeks Kota Toleran Tahun 2015, tidak terjadi perubahan yang
signifikan pada kelompok kota dengan skor tertinggi. Sepuluh kota sebagaimana
pada tabel 2 di atas sesungguhnya merupakan kota-kota yang pada tahun
sebelumnya berada pada kluster 1 kota-kota dengan skor toleransi tinggi.
Selain
10 kota dengan skor toleransi tertinggi, dapat pula direduksi 10 kota dengan
skor toleransi terendah sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2.10 Kota Terbawah dengan Skor
Toleransi Terendah
No.
|
Kota
|
Skor
|
1
|
DKI
Jakarta
|
2,30
|
2
|
Banda
Aceh
|
2,90
|
3
|
Bogor
|
3,05
|
4
|
Cilegon
|
3,20
|
5
|
Depok
|
3,30
|
6
|
Yogyakarta
|
3,40
|
7
|
Banjarmasin
|
3,55
|
8
|
Makassar
|
3,65
|
9
|
Padang
|
3,75
|
10
|
Mataram
|
3,78
|
Dalam
Tabel 2 terlihat bahwa 10 kota dengan nilai toleransi terendah memiliki skor di
bawah 4 dalam skala 1-7. Tabel tersebut dapat dibaca bahwa kota-kota tersebut
rata-rata memiliki skor rendah dalam 6 indikatornya, sebagaimana diulas dalam
kerangka metodologis studi ini.
Teori Keseimbangan
Teori
keseimbangan atau equity theory dikemukakan oleh
John Stacey Adams, seorang
psikolog kerja dan perilaku pada tahun 1963. Teori ini berasumsi bahwa
pada dasarnya manusia menyenangi perlakuan yang adil/sebanding,
berhubungan dengan kepuasan relasional dalam hal persepsi distribusi yang
adil/tidak adil dari sumber daya dalam hubungan interpersonal.
Teori
ini membangun kesadaran yang lebih luas terhadap dimensi penilaian
masing-masing individu sebagai manifestasi keadilan yang lebih luas dibanding
teori motivasi lainnya.
Beberapa
teori motivasi berasumsi bahwa perilaku seseorang muncul dan dikelola oleh
usaha untuk membangun atau mempertahankan suatu keseimbangan psikologis batin.
Ketika
kita mengalami ketegangan psikologis atau bila tingkat stress kerja meningkat,
kita termotivasi ke dalam tindakan untuk membangun kembali
keseimbangan. Adams mengembangkannya lebih lanjut dengan fokus terhadap
sisi keadilan antar individu dalam organisasi.
Pandangan
teori keseimbangan telah dimulai Festinger dengan cognitive dissonance theory-nya. Sumber lain juga menyebutkan
Zalemik (1958) sebagai pelopor dan kemudian dikembangkan oleh Adams (1963).
Festinger
sendiri mengasumsikan bahwa ketika kita mengahadapi kondisi dialog batin yang
saling bertentangan, kita merasa ketegangan psikologis yang tidak menyenangkan
dan kita menguranginya dengan mengubah salah satu kognisi untuk membuatnya
konsisten dengan yang lain.
Varian
yang kemudian paling terkenal dari teori disonansi kognitif kemudian adalah
teori keseimbangan yang dikemukakan S. Adams. Teori ini mengasumsikan bahwa
kita menginginkan keadilan (yaitu, kita ingin merasa bahwa ketika kita
dibandingkan dengan orang lain, kita diperlakukan secara adil dan organisasi
tidak berpihak kepada siapapun).
Menurut
Adams, ketidakadilan menciptakan ketegangan sebanding dengan ketidakseimbangan.
Ini adalah ketegangan yang memotivasi individu untuk mengurangi kesenjangan
tersebut. Akibatnya, semakin tinggi perasaan ketidakadilan, semakin kuat
motivasi untuk mengurangi itu.
Bagaimana
mengurangi ketidakadilan? Jika Anda merasa dibayar kurang/underpaid, Anda dapat
meningkatkan produktivitas dan meminta kenaikan gaji, atau Anda dapat
menurunkan kinerja, atau berpikir untuk berhenti. Anda dapat mengurangi
kesenjangan dengan proses mental seperti mengubah referensi Anda. Jika Anda
merasa dibayar lebih, Anda dapat meningkatkan produktivitas Anda.
Ketidaksetaraan negatif (bayaran yang kurang) dirasakan lebih mendalam daripada
ketidakadilan positif (bayaran yang lebih).
’’Mendengarlah dengan telinga yang toleran, melihatlah melalui mata belas kasihan, Berbicaralah dengan bahasa cinta. – Jalaludin Rumi’’
(diajukan untuk memenuhi tugas Kampanye Komunikasi dengan Tema Pendidikan)
Klu boleh tahu buku referensinya apa ya?
Kebetulan bunda sdg skripsi dgn tema di atas?
Trm ksh