Manusia tak pernah tau seberapa kekal mereka akan bertahan
di tempat yang katanya bernama dunia ini, ohiya Aku lupa jika tak ada yang
kekal di dunia. Namun yang pasti, memang seharusnya tugas manusia untuk saling
membahagiakan satu sama lain. Poros bumi semakin tua, jikalau masih ada
kesempatan untuk bersua mari kita saling bercengkrama bersama dan jangan tunda
itu. Hah, semenjak berjarak memang telah lama ku rindukan peluk hangat ibu,
nasihat pendewasaan dari ayah. Akhirnya idul fitri tahun ini masih diberikan
ruang oleh tuhan kepada kami untuk saling melepas rindu satu sama lain.
Idul Fitri tahun 2018, yaps meski terasa sangat flat dan
kurang berenergi namun jangan lihat itu sebagai sebuah makna lebaran. Jauh dari
itu, makna lebaran sendiri tak hanya sekedar bersalam-salaman kesana kemari,
berburu THR, mengumpulkan macam kue lucu dari rumah kerabat, atau hanya sekedar
bersafari bersama sejawat lama. Mendekatkan yang jauh, mampu mengumpulkan
mereka yang tercecer itulah inti dari perayaan fitri versi keluarga kecil kami.
‘’Berkumpul’’ itulah makna sebenarnya, Ayah Ibu semakin menua, begitu juga
usiaku yang turut menua. Momen sehangat masa kecil mungkin tak bisa diulangi,
tapi setidaknya kami masih bisa mengenang itu kan, saling bercerita tentang
keseruan di masa lalu dan kemudian mereflesikan semuanya sebagai bahan
pelajaran tuk menempuh masa depan yang lebih baik. Sekarang, tak ada alasan
lagi bagiku untuk menunda pulang, karena memang sejatinya tujuan dari pergi itu
ialah untuk pulang.
Mungkin keluarga kecil ini tak seheroik keluarga kecil
kalian, mungkin kami terlalu tampak sederhana bahkan jarang terlihat. Namun,
yang terpenting kami tak pernah lupa bagaimana caranya bahagia.
Minal Aidzin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin J