Satu, dua, tiga, dan
saatnya gua bercerita lagi tentang backpackeran. Finally, gua berhasil
menyelesaikan salah satu tujuan gua di 2018 yaitu backpacker ke Labuan Bajo.
Alhamdulillah semua berjalan lancer dana man terkendali. Gua mulai cerita ya, pantengin!!!
Senin,
10 September 2018.
Pukul 3 subuh gua dan 2
orang temen gua bergegas berangkat dari kosn menuju Bandara Halim Perdana
Kusuma Jakarta, flight pagi Jakarta-Lombok menunggu kami, saat itu harga
pesawat kami sekitar Rp. 712.000/orang. Ohiya, FYI selama perjalanan ini
nyatanya kita kena high season njir, baik dari harga pesawat hingga hidup di
Labuan Bajo semuanya naik harga, amsyong emang wkwk. Tepat pukul 05:45 WIB
pesawat kami lepas landas dari bandara Halim menuju Bandara Internasional Lombok
di Mataram, sekitar 2 jam setengah perjalanan kami tempuh dan tepat pukul 09:00
WITA kami tiba di Lombok.
Tiba di Lombok, kami tak banyak diam dan menunggu,
kami langsung memesan tiket Damri yang akan membawa kami menuju terminal
Mandalika Mataram, tiket Damri sekitar Rp. 30.000. Perjalanan dari bandara
Lombok menuju terminal Mandalika memakan waktu sekitar 1 jam lebih, namun
sebelum sampe ke terminal nyatanya kami harus stop terlebih dahulu di pul Damri
yang jaraknya lumayan jauh lah dari terminal Mandalika. Setelah tiba di Pul
Damri, kami memutuskan untuk memesan Grab Car dengan tujuan terminal Mandalika,
harga Grab saat itu cuman Rp. 10.000 saja hee. Nah, di terminal
Mandalika inilah, kehebatan tawar-menawar kami mulai di uji. Kami mencari bus
dengan tujuan Mataram-Bima, dan dapatlah kami Bus tujuan Bimadengan harga yang
lumayan mahal. Sekitar Rp. 230.000 bapak-bapak tua itu menawari tiket bus itu
kepada kami, tapi ga segampang itu kami mengiyakan. Setelah berdebat ringan,
akhirnya kita sepakat jika harga tiket bus mentik di Rp. 180.000, gpp lah yang
penting di bawah 200k. Bus kami lumayan enak, karena full AC juga dan
perjalanan pun terjadwal pukul 15:00 WITA.
Jarum jam menunjukan
pukul 15:00 WITA dan itu artinya trip kita berlanjut, sekitar 12 jam lebih
waktu yang kami habiskan di dalam bis, menyebrangi antara Laut Lombok dan
Sumbawa sekitar 2 jam, melanjutkan perjalanan menuju kota Bima dari Pelabuhan
Pototano sekitar 10 jam dan akhirnya tepat pukul 04:00 WITA kami tiba di Kota
Bima.
Selasa,
11 September 2018.
Pagi itu Kota Bima
menyambut kami dengan sejuk, Kota ini sangatlah cantik nampaknya, tatkala
matahari menyingsing ke langit-langit dan keindahan kota Bima semakin terpancar
ditambah lagi dengan panorama perbukitan yang memagari kota ini. 2 Jam lebih
sudah cukup untuk gua dan teman-teman berkenalan dengan Kota Bima, perjalanan
kami harus berlanjut tepatnya pukul setengah 7 pagi sebuah angkutan kota akan
membawa kami menuju Pelabuhan Sape, titik terakhir kami sebelum sampai ke
tujuan akhir. Tarif angkutan kota ini sekitar Rp. 30.000 saja dengan jarak
tempuh 2 jam perjalanan. Setengah 9 pagi waktu setempat kami tiba di Pelabuhan
Sape, kami langsung saja memesan tiket Feri di loket dengan harga sekitar Rp.
65.000/orang, perjalanan terjadwal pukul 10.00 WITA. Kapal pun berlayar dan 7
jam sudah kita terombang-ambing di laut lepas, meski begitu panorama kiri
kekanan kapal kami sangatlah menawan. Gugusan pulau ala-ala Nusa Tenggara
terlihat begitu memanjakan setiap mata yang memandang, nggak kerasa seperti
berjalan-jalan jauh karena tiba-tiba pukul 17:00 WITA Feri kita mulai merapat
di dermaga Labuan Bajo. Puas, lega, so enjoy rasanya karena akhirnya kaki kita
bertiga mampu juga menapak di Labuan Bajo yang katanya hitz, karena mulai
banyaknya wisatawan yang berkunjung baik lokal maupun asing.
Okey, hal pertama yang
kita lakuin ketika sampe adalah mencari hunian atau homestay yang low budget.
Cari kesana kemari, tawar sana dan sini terus dicoba, harga homestay disini
sangat bervariasi dan sialnya lagi waktu kehadiran kami ini bertepatan dengan
masa-masa high season dikarenakan mulaimemasuki masa-masa libur akhir tahun.
But, akhirnya kami memutuskan untuk nginep di sebuah hotel bernama Hotel
Mutiara namun di kamar yang kelas Backpacker karena jauh lebih murah hehe.
Harga sewa per tempat tidur adalah Rp. 70.000 dan kami memutuskan untuk
menginap disana selama 3 hari, capek kalo harus pindah-pindah homestay setiap
hari.
Setelah berjodoh dengan
homestay ini, tak lantas membuat kami langsung tepar dan tidur pulas karena
kami masih harus mencari jasa tour untuk keperluan wisata kami di esok harinya,
Ohiya di Labuan Bajo ini banyak banget loh yang menyediakan jasa travel baik
sailing trip ataupun one day trip dan itu berjejer banyak di sepanjang jalan
Soekarno Hatta yang merupakan jalan akses utama di kota Labuan Bajo sendiri,
tinggal menyesuaikan dengan budget dan kebutuhan kalian saja mau paket wisata
yang bagaimana, jadi gak harus pesan online kok. Harga pun bervariasi, dan
pandai-pandai kita menawar saja. Gua dan teman-teman memutuskan untuk mengambil
one day trip saja, karena kami menyesuaikan dengan budget di tangan pula.
Destinasi wajib bagi kami untuk esok hari ialah Pulau Padar dan bertemu Komodo,
akhirnya setelah tawar-menawar dan keliling kesana-kemari kami pun mendapatkan
harga Rp. 500.000/orang untuk one day trip keempat pulau yaitu Pulau Padar,
Pulau Kelor, Snorkeling di Menjerite dan Pulau Rinca untuk menyambangi habitat
asli Komodo selain itu paket ini udah plus makan siang dan air minum serta fasilitas
snorkeling. Nggak tau murah atau mahal itu, yang jelas kita udah bener-bener
nawar dari harga yang lumayan tinggi sebelumnya, dan emang pasaran disana ya
segitu, sulit untuk menemukan harga yang di bawah 500k. Oke, hotel ready,
rencana besok readi, dan saatnya beristirahat penuh setelah 2 hari perjalanan
yang melelahkan sebelumnya.
Rabu,
12 September 2018.
Alarm berdering tepat
pukul 04:00 WITA, dan saatnya beranjak dari Kasur dan berkemas diri karena
pukul 05:30 WITA kapal yang akan membawa kami berlayar akan berangkat. Setengah
6 pagi kami bertiga berjalankaki menuju
pelabuhan Labuhan Bajo yang jaraknya tak jauh dari homestay tempat kami
tinggal. Kami di arahkan oleh seorang tour guide untuk naik ke atas kapal
bersama 7 orang turis asing yang akan menjadi rekan kami dalam perjalanan satu
hari penuh tersebut. Mata sepet kami yang masih tampak ngantuk ini mau gak mau
harus dibuka lebar-lebar karena panorama pagi yang kami lihat kala itu
sangatlah cantic, matahri terbit disisi bukit begitu mencairkan suasana pagi
itu. Oke cerita mengenai destinasi dimulai…
Pulau
Padar
Sekitar 3 jam pelayaran
kami tempuh untuk sampai ke Pulau Padar, salah satu destinasi terwajib yang
harus kalian kunjungi ketika berlibur ke Labuhan Bajo. Sampai di Padar, gua dan
2 orang teman gua langsung tracking ke atas bukit, begitu tinggi jalan yang
harus ditempuh meski udah tersedia anak-anak tangga. Tapi, jerih payah seakan
dibayar tuntas ketika melihat kejaiban tuhan yang terhampar luas dihadapan
mata. Masyaallah begitu Indah Pulau Padar, wajar bila se-hitz itu di media
social!!
Pulau
Rinca
Setelah Padar, kita
berlabuh di Pulau Rinca. Lucu rasanya udah jauh-jauh ke Labuhan Bajo tapi gak
lihat Komodo, meski bukan di Pulau Komodo namun nyatanya di Pulau Rinca habitat
Komodo lumayan banyak juga. Tapi, tetap safety ya teman-teman kalo mau main
sama Komodo, jaga batas aman hehe.
Snorkeling
di Menjerite
Selain Manta Point,
ternyata Menjerite juga menjadi salah satu destinasi terfavorit para turis
untuk melakukan aktivitas snorkeling. Meski begitu gua ga ikut snorkeling
disini, karena cuacanya panas minta ampun. Jadinya ya foto-foto aja, tempatnya
bagus juga hehe
Pulau
Kelor
Nah, destinasi terakhir
yang kami kunjungi hari itu ialah Pulau Kelor. Salah satu spot paling baik
untuk melihat senja, sedikit tracking menuju puncak bukitnya, dan bah indah
sekali senja di Labuhan Bajo.
Selesai satu hari
menikmati indahnya lautan Bajo, kami kembali ke homestay dan beristirahat
sembari memikirkan esok hari mau kemana. Tujuan kami jelas untuk mencoba wisata
darat di sekitaran Labuhan Bajo, karena kenyang juga main di air beberapa hari
baik saat wisata maupun di perjalanan kapal hehe.
Kamis,
13 September 2018.
Berlanjut di hari
berikutnya, lain hari maka lain pula ceritanya. Pagi itu kami bertiga bablas
tidur sampe jam 8 pagi, padahal kita punya rencana untuk pergi mengunjungi
spiderwab ricefield dan desa Todo yang jaraknya lumayan jauh dari pusat kota
Labuan Bajo, sekiranya memakan 3 jam waktu perjalananlah. Pukul 08:00 WITA kita
serentak bangun, mandi, dan siap-siap secepat kilat karena kita harus mencari
rental motor juga. Setelah siap, kita langsung menyewa motor yang kebetulan
tempat rentalnya berada disebelah persis hotel kami, harga sewa per motor
sekitar Rp. 75.000, nah karena kita ada 3 orang maka mau nggak mau kita harus
sewa 2 motor. Jadi total pengeluaran untuk 2 motor ini adalah Rp. 150.000 dan
dibagi 3 orang, jdi masing-masing dari kita hanya membayar Rp. 50.000 saja.
Jreng, jrengg, berpacu dengan waktu kita bertiga pun langsung tancap gas menuju
daerah Ruteng untuk mengunjungi Spiderwab Ricefield.
Spiderwab
Ricefield.
Jadi, Spiderwab Ricefield adalah sebuah area persawahan yang mana jika
di lihat dari ketinggian bentuk persawahan ini sangatlah unik karena menyerupai
jarring laba-laba. Katanya sih, bentuk sawah seperti ini merupakan salah satu
adat atau tradisi masyarakat sekitar yang sudah ada sejak turun-temurun. Biaya
masuk untuk tempat wisata ini terbilang murah, hanya Rp. 10.000/orang. Setelah
puas bermain dan merekam gambar untuk kebutuhan produksi video di tempat ini,
kita langsung melanjutkan perjalanan kembali menuju Labuan Bajo. Sayangnya
ialah, kami tak sempat untuk mengunjungi desa tradisonal Todo karena waktu kami
tak memungkinkanlagi karena sudah terlalu siang, dan untuk menuju Desa tersebut
kami harus melalui jalan-jalan berbatu dan cukup rumit. Oke, tujuan selanjutnya
kami arahkan ke Bukit Cinta yang lokasinya tak jauh dari Bandara Komodo di
Labuan Bajo. Di sepanjang perjalanan pulang, mata kami selalu di manjakan
dengan panorama alam yang ciamik, bahkan area persawahan warga pun menjadi
pusat perhatian kami bertiga untuk berhenti sejenak dan mengambil beberapa
gamar bahkan menjadi tempat yang pas untuk kita menerbangkan Drone.
Sssst, perjalanan
dilanjutkan, akhirnya kami tiba di Bukit Cinta sekitar pukul setengah 5 sore
dan keluar masuk tempat ini ternyata gratis hehe.
Bukit
Cinta
Mungkin lelah, iya tentu
saja hari itu sangat melelahkan karena kami harus menempuh perjalanan 6 jam di
atas motor, 3 jam pergi dan 3 jam pulang. Tiba di Bukit Cinta seenggaknya kami
bisa beristirahat dan meluruskan kaki sejenak. Dilihat-lihat pemandangan di
tempat ini menarik juga, sunset di balik bukit terlihat begitu menawan. Dalam
hati sembari berdoa, semoga Indonesia akan selalu terlihat cantik seperti ini.
Aminnn!
Selesai hari itu, sebelum
magrib berkumandang kami memutuskan untuk pulang ke homestay dan beristirahat
sebelum keesokan harinya kami harus pulang ke Jakarta.
Jum’at,
14 September 2018.
Tak terasa ini adalah
ahri terakhir kami di Labuan Bajo karena malamnya kami harus kembali ke
Jakarta. Flight kami sebenarnya jam serengah 3 sore namun itu ke Surabaya, nah
sementara dari Surabaya ke Jakarta kami kebagian flight jam 9 malam. Jadi, pagi
harinya kami masih sempat berkunjung ke Pantai Kampung Ujung yang ternyata tak
jauh dari homestay kami, hanya berjalan kaki saja.
Pantai
Kampung Ujung
Ibaratnya Pantai Kampung
Ujung ini hanyalah pantai hiburan untuk masyarakat sekitar saja, hanya
aktivitas pelabuhan yang dapat disimak. Namun, setidaknya panorama disini juga
menjanjikan, selain itu kita juga bisa menikmati beberapa jajanan tradisonal
masyarakat sekitar di tempat ini.
Hari sudah siang, sholat
jum’at pun sudah, packing pun sudah selesai. Tibalah saatnya kami menuju
bandara Komodo untuk menunggu jadwal keberangkatan pesawat kami. Btw, untuk
pulang kami memutuskan untuk naik pesawat saja, karena kondisi fisik yang juga
sudah lelah dan belum lagi keesokan harinya kita punya agenda penting
masing-masing. Untuk tiket pulang ini kami lumayan dapat harga yang cukup mahal
sekitar Rp. 1.500.000, dari Labuan Bajo-Surabaya-Jakarta. Tapi, bagi
teman-teman yang males naik pesawat, kalian bisa pulang dengan jalur yang sama
sesuai keberangkatan kita kok. Saatnya mengucapkan selamat tinggal untuk Labuan
Bajo,inyaallah suatu saat nanti kita akan kembali karena masih banyak hal yang
belum kami pahami dari tempat ini, masih banyak wilayah yang belum kami
telisik, intinya tanah Flores itu cantik nyatanya. Terimakasih Labuan Bajo!
Ohiya, untuk makan selama
di Labuan Bajo kami telah menetapkan untuk Rp.30.000/hari, etss tapi tetap
makan makanan sehat ya banyak kok. Meski terbilang rata-rata makanan disana
cukup mahal, tapi banyak kok ibuk-ibuk yang menjual nasi bungkus di pinggiran
jalan, harganya juga murah dan rasanya juga enak kok. Satu hal yang gua sesali
selama berkunjung ke tempat ini adalah gagalnya gua bermalam di Desa Wae Rebo,
padahal pengen banget kesana. Kenapa gagalm karena biaya yang dikeluarkan cukup
mahal sekitar Rp. 350.000 untuk menginap disana, belum lagi jalan yang di
tempuh sangatlah sulit, dan tentu ada biaya-biaya lain yang akan mengiringi.
Sementara kami tak punya banyak uang lagi da waktu lagi, tapi gua janji suatu
saat nanti bakal balik lagi ke Labuan Bajo dan menginap di Wae Rebo.
Terimakasih udah ikutin
cerita gua dari awal sampe akhir, maaf kalau tulisan gua kurang berkenan di
hati. Sampai jumpai di catatan backpacker gua selanjutnya, sukses terus untuk
kalian yang membaca dan semoga ini menambah refresni kalian untuk berlibur.
Jangan lupa Subscribe
Youtube gua dan Follow Instagram gua di @mrioaldino
Total
Biaya :
Jakarta-Lombok : Rp. 712.000
Bandara Lombok-Pul Damri : Rp. 30.000 (Via Damri)
Pul Damri-Terminal
Mandalika : 10.000 (Via Grab)
Terminal Mandalika-Bima : Rp. 180.000 (Via Bus kelas
Bisnis)
Bima-Pelabuhan Sape : Rp. 30.000 (Via
Angkutan Umum)
Pelabuhan Sape-Labuan
Bajo : Rp. 65.000 (Via Kapal
Feri)
….
Penginapan di Labuan
Bajo, Hotel Mutiara Kamar Backpacker : Rp. 70.000/malam (Rp. 210.000/ 3 malam)
Makan : Rp. 30.000/hari
(Rp. 150.000 untuk 5 hari)
Paket Wisata One Day Trip
: Rp. 500.000 (Pulau Rinca, Pulau Padar, Snorkeling di Menjerite, Pulau Kelor)
Sewa Motor : Rp.
50.000/motor (Harga sewa motor aslinya 75k/motor, kita bertiga dan sewa 2
motor, jadi 150k : 3 = Rp. 50K)
Bensin Motor : Rp.
20.000/full
….
Biaya Masuk Rinca
wisatawan lokal : Rp. 90.000
Biaya Masuk Spiderwab
Ricefield : Rp. 10.000
….
Tiket Pesawat Pulang :
Labuan Bajo-Surabaya : Rp. 1.000.000
Surabaya-Jakarta : Rp. 500.000
Total
Biaya Keseluruhan : Rp. 3.557.000
Bisa minta kontaknya kapal yang kamu pakai waktu di labuann bajo?
BalasHapusPhinisi labuan bajo
BalasHapusTrip labuan bajo
Diving labuan bajo
Posting Komentar