Anak
adalah anugerah tuhan, Anak adalah generasi penerus masa depan bangsa, dan Anak
adalah sumber kebahagiaan. Kalimat tersebut seharusnya menjadi acuan bagi setiap
orangtua untuk selalu mengasihi dan menyayangi anaknya dengan sepenuh hati.
Tulisan ini akan banyak membahas mengenai pentingnya pola asuh yang tepat pada
anak, dan tentunya dari hal yang paling sederhana yaitu memperhatikan pola
makan atau asupan anak.
Betapa
bahagianya hati orangtua tatkala melihat dan mendengar jeritan bayi mereka
ketika pertama kali terlahir ke dunia, ada harapan besar yang di canangkan
orangtua pasca kelahiran sang buah hati, semoga sang anak dapat menjadi insan
yang berguna untuk sesama di masa depan, dan berbagai harapan lainya terlontar.
Menaruh harapan terhadap anak di masa depan tentu sah-sah saja, namun orangtua
harus sedia kala memperhatikan pola perkembangan anak baik itu dari asupan
gizi, kesehatan, pola asuh dan lain sebagainya karena sekecil apapun hal yang
ditanamkan orangtua terhadap anak tentu akan mempengaruhi kualitas hidup anak
tersebut di masa mendatang. Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan oleh
orangtua setelah kelahiran anak ialah tentang 1000 hari pertama kehidupan sang
buah hati di dunia. Mengapa demikian? Karena selama 1000 hari ini sang anak diyakini
sedang berada dalam fase emas pertumbuhannya. Pemenuhan gizi yang baik dan
cukup selama 1000 hari pertama kehidupan tentu akan membuat kemampuan anak
untuk tumbuh dan belajar menjadi lebih baik dan terukur. Dan perlu kita
ketahui, 1000 hari pertama kehidupan terhitung sejak hari pertama konsepsi lalu
terbentuk embrio hingga anak berusia 2 tahun. Pemenuhan gizi selama hamil
hingga tahun-tahun pertama kehidupan anak juga berperan signifikan dalam
membantu memperkuat sistem imun serta pembentukan fungsi otak, intinya setiap
anak butuh memperoleh kehidupan yang sehat serta layak.
Lantas,
kehidupan sehat seperti apa yang anak butuhkan? Jawabanya, banyak. Banyak hal
yang diperlukan seorang anak untuk hidup sehat, selain pola asuh orangtua salah
satu hal terpenting lainya adalah asupan gizi atau pola makan yang di berikan
terhadap si kecil. Setiap orangtua hendaknya serius dalam memperhatikan pola
makan anak, memberikan ASI ysecara eksklusif tentu wajib dilakukan oleh sang
ibu terhadap si balita, selain ASI beberapa asupan penting lain yang dapat di
berikan orangtua kepada anak ialah seperti makanan-makanan yang mengandung
banyak unsur zat besi dan vitamin terutama vitamin A, B, C, dan D. Lalu apa
yang akan terjadi jika seorang anak tak mendapat asupan gizi yang sesuai? Tentu
saja sang anak dapat di cap mengidap kondisi kurang gizi, obesitas, bahkan stunting. Untuk point yang terakhir stunting menjadi salah satu isu
kesehatan anak yang lagi marak di perbincangkan akhir-akhir ini, menurut UNICEF
stunting adalah kondisi dimana
persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus dan
minus tiga diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO. Stunting adalah masalah gizi kronis yang
mana penyebabnya adalah asupan gizi yang kurang dalam jangka waktu yang panjang,
umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi sang anak. Stunting terjadi mulai dari dalam
kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Fakta stunting di Indonesia menunjukan bahwa
setidaknya 37% anak di Indonesia mengalami kondisi yang demikian.
Stunting berdampak pada
tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktifitas
serta kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan
ketimpangan. Selain itu bila di ranking secara global berdasarkan data terakhir dari UNICEF/WHO/World Bank
(2017), Indonesia menempati urutan ke-4 untuk masalah stunting ini.
Bagi Indonesia kondisi seperti
ini sangatlah ironis, mengingat bangsa ini memiliki sejumlah potensi yang mumpuni
baik dari segi kualitas SDM maupun SDA nya. Seharusnya, anak-anak bangsa tak
sesulit itu memperoleh asupan makanan yang sehat dan bergizi, tergantung kembali
bagaimana cara orangtua memperlakukan kehidupan anaknya. Dari data di atas
dapat kita lihat bahwa rata-rata negara yang mengalami tingkat stunting tertinggi di dunia adalah
bangsa-bangsa yang berasal dari benua Asia dan Afrika, lalu bagaimana dengan
Bangsa-bangsa Eropa dan Amerika? Ya, dalam kacamata perspektif saya secara
pribadi hal mendasar yang membuat anak-anak yang berasal dari kawasan benua
Eropa, Asutralia, bahkan Amerika jarang mengidap kondisi stunting ialah pola kehidupan yang diberikan orangtua terhadap sang
anak sangat berkualitas. Mereka sangat peduli dengan asupan yang diberikan
kepada sang buah hati, makanan empat sehat lima sempurna seakan-akan selalu
tersedia bagi anak mereka untuk setiap harinya. Berbeda dengan cara orang Asia
dan Afrika dalam memenuhi kebutuhan gizi sang anak yang dirasa masih kerap
setengah-setengah, atau istilahnya yang penting anak makan. Nah, kondisi
seperti ini tentu tak boleh terus-menerus dibiarkan terjadi, memberikan asupan
yang kurang sesuai dengan kebutuhan gizi sang anak tentu akan berbahaya
juga. Oleh karenanya, setiap orangtua
harus selalu berhati-hati dalam memenuhi kebutuhan gizi sang anak, jangan
sampai menjadi boomerang di kemudian
hari.
Seperti
telah di jelaskan pada paragraf awal mengenai pentingnya pola makan anak di
1000 hari pertama kehidupanya, secara rinci berikut akan saya berikan beberapa
jenis dan contoh pola makan yang sehat bagi sang anak pada usia emasnya :
- Sayur-sayuran
hijau : Sayur mengandung zat besi dan folat tinggi yang baik
untuk kesehatannya. Pilihan sayuran terbaik yang bisa Anda berikan kepada si kecil
yaitu bayam dan brokoli.
- Sereal
dan Yoghurt : Sereal terbuat dari satu jenis
bijian-bijian dan sudah diberi tambahan zat besi yang dapat dicampurkan
dengan ASI, susu formula, atau air mineral. Selain itu kandungan kalsium
dan vitamin D pada yoghurt juga penting bagi pemenuhan gizi anak. Menu tambahan
ini bisa diberikan pada bayi berusia 6 bulan.
- Buah-buahan
:
Asupan buah juga diperlukan oleh si kecil, terutama buah-buah yang mengandung
unsur multivitiamin.
-Daging
:
Mengonsumsi daging bagus untuk bayi karena mengandung protein, zinc,
dan zat besi. Daging sudah bisa diberikan pada bayi berusia 6–8 bulan ke atas.
Memasak daging yang tepat untuk bayi adalah dengan cara direbus dalam waktu
lama agar teksturnya empuk dan mudah dipotong kecil-kecil atau dihaluskan.
Oleh karena itu, saya
menarik kesimpulan jika masalah gizi pada anak terutama stunting harus segera di minimalisir, para orangtua harus selalu peka dan sadar
bila asupan gizi yang sesuai terhadap anak sangatlah penting karena ini demi
menjamin masa depan yang menjanjikan pula bagi sang buah hati. Semoga tulisan
ini bermanfaat dan memberikan solusi atas permasalahan yang ada. Sekian. #1000haripertamaananda