Jika kita berbicara tentang hakikat hubungan antara
manusia dan teknologi tentu tak akan ada habisnya, tak dapat dipungkiri jika
ketergantungan umat manusia terhadap fasilitas teknologi modern begitu masif
dalam beberapa dekade terakhir. Pemanfaatan teknologi pun bervariasi, mulai
sebagai sarana belajar, penunjang aktivitas pekerjaan, hingga hiburan, misalnya
untuk memenuhi kebutuhan entertain tentu ada teknologi seperti televisi, radio,
hingga smartphone. Jika menarik garis
sejarah lebih jauh, maka televisi dan radio menjadi tongak awal teknologi
bernuansa hiburan dan sumber informasi yang menjamur dikalangan masyarakat
dunia. Terkhusus untuk televisi, Istilah
“televisi” sendiri pertama kali dicetuskan oleh ilmuwan asal Rusia bernama
Constantin Perskyi dalam sebuah pertemuan bertajuk Congress of Electricity di Paris pada tahun 1900. Didalamnya, kita
akan menemukan bermacam-macam sirkuit elektronik, termasuk sirkuit penerima dan
penangkap gelombang penyiaran. Sementara itu, Televisi pertama ditemukan pada tahun
1926 oleh John Logie Baird, ia berhasil mentransmisikan gambar dari televisi di
sebuah laboratorium di London. Penemuan inilah yang akhirnya menjadi cikal
bakal TV di masa depan. Di Indonesia sendiri, perkembangan televisi juga
memiliki sejarah panjang dan hingga saat ini telah berdiri puluhan perusahaan
televisi ternama di Indonesia. Menariknya saat ini, semakin berkembang zaman
maka semakin berubah pula cara masyarakat menikmati atau mengakses berbagai
tayangan di televisi, mungkin sebagian besar dari kita pernah mendengar istilah
televisi analog dan televisi digital, lantas bedanya apa sih?
Digital
VS Analog!
Dilansir dari tekno.kompas.com (16/06/2021) bahwa ada sejumlah perbedaan mencolok antara TV digital dan TV analog. Dari sumber sinyalnya, pada TV analog sinyal ditransmisikan melalui sinyal radio, yang terbagi dalam format video dan audio. Sinyal video ditransmisikan dalam gelombang AM, sementara audio ditransmisikan dalam gelombang FM. Sementara TV digital menerima transmisi sinyal dalam bentuk format "bit" atau data informasi, serupa dengan cakram CD, DVD, dan Blu-ray. Semua data di sinyal TV digital dibawa sekaligus, seperti warna, gambar, dan suara. Layaknya teknologi digital, sinyal TV digital diproses menggunakan kode binari 1 dan 0. Kode binari inilah yang kemudian diterjemahkan sebagai gambar dan suara. Sementara dari segi kualitas gambar, TV digital lebih jernih karena memiliki bandwidth lebih luas serta mendukung format 16:9 yang banyak diadopsi saat ini. Sedangkan untuk TV analog, akibat terbatasnya bandwidth yang dimiliki, maka kualitas gambar dan suara sangat terbatas dan tidak bisa ditingkatkan lagi. Bahkan saat ini pemerintah Indonesia tengah berusaha menuntaskan program migrasi dari siaran TV analog ke digital (analog switch off/ASO), jika sesuai rencana program ini akan dimulai pada 17 Agustus 2021, dan ditargetkan seluruh migrasi selesai dilakukan pada November 2022 mendatang. Nah, kalo udah beralih ke TV digital gini, apa sih manfaatnya untuk masyarakat luas? Yukk, kita bahas!
Manfaat
Migrasi Televisi Digital untuk Masyarakat
Seperti yang telah kita singgung pada paragraf sebelumnya,
ada berbagai keunggulan yang dimiliki oleh TV digital mulai dari kualitas
gambar dan suara yang lebih jernih, kualitas siaran lebih stabil, hingga
kemampuan transmisi audio, video, serta data sekaligus. Bahkan saat ini,
berbagai negara di dunia seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan,
Belanda, Inggris, Jerman, Singapura, Malaysia, dan lainya telah menerapkan Analog Switch-Off (ASO) atau beralih
dari analog menuju digital. Bagi masyarakat luas khususnya Indonesia, ininih
sejumlah manfaat jika kita beralih ke TV digital.
#1. Pilihan
Siaran Televisi Yang Lebih Banyak
Dengan bermigrasi ke
layanan televisi digital tentu masyarakat dapat menikmati berbagai channel siaran pilihan baik saluran TV
lokal ataupun internasional. Meskipun begitu, masyarakat tetap dapat menikmati
beragam siaran tersebut secara cuma-cuma alias gratis. Hal ini akan semakin
memperluas cakrawala pengetahuan masyarakat Indonesia tentang berbagai isu yang
terjadi di dunia saat ini, selain sebagai saranana entertain tentu kehadiran TV
digital ialah sebagai sarana edukasi bangsa.
#2. Menikmati
Kualitas Siaran Beresolusi HDTV
Sudah tidak dapat
diragukan lagi, bila kualitas siaran televisi digital jauh lebih jernih
ketimbang analog. Masyarakat berkesempatan untuk menikmati berbagai tayangan
dengan resolusi HDTV, disisi lain hal ini akan menghadirkan pemerataan bagi
seluruh masyarakat Indonesia tanpa memandang kelas sosial untuk dapat menikmati
tayangan televisi dengan kualitas gambar yang sama.
#3. Mendorong
Keberagaman Konten
Kehadiran TV digital
ditengah-tengah masyarakat akan mendorong lahirnya berbagai konten kreatif yang
beragam. Dalam hal ini, masyarakat dapat dilibatkan secara aktif dalam
pembuatan berbagai konten produksi penyiaran. Dengan demikian, kebutuhan akan
pemain dan berbagai pendukung suatu penyiaran disinyalir akan meningkat. Sebab,
banyak produksi-produksi konten lokal yang secara masif akan memenuhi penyiaran
digital. Bisa membuka lapangan pekerjaan baru nih ya!
#4. Menjangkau
Daerah-daerah Terpencil
Hadirnya TV digital tentu akan menjadi angin segar bagi masyarakat yang tinggal di daerah pelosok negeri, jangkauan TV digital diyakini mampu diakses oleh segenap masyarakat Indonesia tanpa terkecuali sehingga berbagai informasi via televisi dapat tersalurkan dengan baik kepada seluruh masyarakat.
Bagaimana
sih Prosedur Akses TV digital?
Ada beberapa langkah yang perlu kalian perhatikan jika
ingin mengakses atau menggunakan TV digital, beberapa diantaranya adalah :
- Setiap pengguna harus memastikan bahwa siaran TV Digital sudah tersedia di daerah mereka. Hal ini dapat dicek melalui aplikasi “sinyalTVdigital” yang dapat diunduh di Google Play dan App Store smartphone masing-masing.
- Selanjutnya, pengguna dapat memanfaatkan antena rumah seperti UHF. Antena tersebut yang biasa digunakan untuk menjangkau siaran TV analog di rumah masing-masing.
- Berikutnya, pengguna perlu memastikan TV yang digunakan sudah menggunakan pelengkap penerima siaran TV DVBT2. Namun, jika TV hanya bisa menerima siaran TV analog, maka perlu menggunakan dekoder set top box yang berguna untuk membantu sinyal TV digital yang ditangkap antena untuk menampilkan siaran walaupun TV yang digunakan adalah TV analog.
- Setelah TV terhubung dengan perangkat tersebut, pengguna memilih pengaturan, lalu pilih auto scan untuk memindai program siaran TV digital.
Oiya,
Set Top Box kan cukup mahal, gimana dong?
Menanggapi isu ini, pemerintah tengah berupaya untuk
memberikan subsidi terkait pembelian perangkat Set Top Box oleh masyarakat. Umumnya, harga perangkat ini
bervariasi mulai dari Rp. 150.000 tergantung pada kualitas dan layanan.
Meskipun harga STP ini sempat melambung pasca krisis semikonduktor, namun
Kementerian sudah berdiskusi dengan vendor agar harga perangkat set top box terjangkau bagi
masyarakat. Mengacu pada data Badan Pusat Statistik tahun 2020 lalu, Indonesia
membutuhkan setidaknya 6,8 juta unit set
top box untuk 27,7 juta masyarakat. Set
top box diperlukan agar tidak perlu mengganti perangkat televisi model
lama untuk menonton siaran televisi digital.
Jadi, ada sebab-akibat mengapa pemerintah gencar untuk
mewujudkan program digitalisasi televisi di Indonesia. Sebabnya karena
modernisasi dan akibatnya untuk pemerataan pemirsa serta peningkatran kualitas
tayangan. Dari sejumlah manfaat yang akan dihasilkan untuk masyarakat luas,
tentu pemanfaatan akses TV digital dapat selaras dengan pemenuhan sila ke-5
yaitu “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, karena akan
meminimalisir jumlah masyarakat yang tidak bisa mengakses tayangan televisi di
Indonesia.
Posting Komentar