-->
mrioaldino
mrioaldino Optimistic man!

Dari Banjir Ibukota hingga Perubahan Cuaca Dikampung Kecilku, Apakah Alam Sudah Tidak Bersahabat?

Tidak ada komentar

“kok cuaca di kota Manna (sebuah kota di Bengkulu Selatan) sekarang panas banget ya, gak kayak dulu pas kita masih kecil cuacanya adem dan kalau pun panas gak bakal nusuk kulit” Ujar seorang teman yang sudah lama gak pulang kampung

Mendengar perkataan tersebut akupun menyambung “kan sekarang pemanasan global udah mampir ke kampung kecil kita, dan gak lagi tuh berlaku di kota-kota besar saja”

Dari percakapan ini aku pun menyadari bahwa setiap perkembangan zaman akan menelurkan suatu perubahan terutama tentang cuaca dan iklim, tak perduli dikordinat mana sekelompok manusia tinggal maka pergeseran iklim itu akan tetap terjadi. Sedikit gambaran tentang kota Manna, kota kecil di Bengkulu Selatan ini memiliki kondisi geografis yang komplit dimana diapit diantara Gunung Dempo dan Laut Hindia. Dahulu ketika usiaku masih se-Rafathar, kampungku ini sangat sejuk dan nyaman untuk ditinggali, para pedagang sayur bersepeda masih kerap berkeliling kampung bahkan kota kecilku ini sempat meyabet beberapa kali gelar kota adipura (sebuah penghargaan kota terbersih). Namun, seiring berjalanya waktu modernsiasi tak hanya dialami oleh para penduduk urban, para penduduk desa pun mau tak mau harus mengikuti perkembangan ini tak terkecuali para penduduk dikampungku. Pedagan sayur sudah mulai naik kelas menggunakan sepeda motor untuk menjajakan daganganya, para nelayan di pesisir pun mulai melengkapi perahu dayung mereka menggunakan motor mesin, ditambah lagi pembebasan lahan hutan untuk industri kelapa sawit pun semakin masif dilakukan. Tentu tujuan dari penggunaan alat atau mesin berbahan bakar tersebut ialah untuk efisiensi dan efektivitas pekerjaan mereka. Berkaca pada fenomena tersebut, segala perubahan iklim yang terjadi dikampungku bahkan dunia saat ini ialah buah dari aktivitas manusia itu sendiri. Jadi, seharusnya bukanlah manusia yang bertanya mengapa kondisi alam sekarang tak menentu, namun alam lah yang harus bertanya kepada manusia mengapa mereka begitu rakus mengeksploitasi alam.

#SaveEarth

Setelah hampir 20 tahun menetap di kampung, akupun mengadu nasib ke Ibukota Jakarta untuk melanjutkan pendidikan sarjana. Sudah sekitar 6 tahun di kota besar, akupun mulai terbiasa dengan berbagai situasi yang ditemui mulai dari perbedaan kultur, penyesuaian gaya hidup masyarakat kota, hingga merasakan panasnya cuaca di kota metropolitan ini. Untuk poin terakhir benar-benar tak dapat terhindarkan, tak hanya kondisi cuaca yang tak menentu namun kondisi sanitasi yang buruk hingga polusi suara dan karbon pun menjadi santapan sehari-hari kami yang tinggal di ibukota. Disisi lain, salah satu pengalaman buruk yang biasa dialami oleh warga Jakarta termasuk diriku pribadi ialah terperangkap dalam genangan banjir tahunan ibukota. Banjir ini tak hanya menghambat mobilitas masyarakat, namun dapat menjadi sumber penyakit seperti merebaknya wabah malaria dan penyakit kulit lainya. Nah, setelah dipikir-pikir mau kita tinggal di kota besar ataupun perkampungan kecil permasalahan iklim ini akan selalu mengikuti, lantas Dari Banjir Ibukota hingga Perubahan Cuaca Dikampung Kecilku tersebut, Apakah Alam Sudah Tidak Bersahabat lagi?

Penyebab kenaikan suhu dan dampak

Alam akan tetap bersahabat dengan manusia bila manusia memperlakukan alam secara beradab, perubahan iklim yang dialami saat ini tidak serta-merta terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor penyebab perubahan iklim terutama pada kenaikan suhu bumi dan peningkatan gas rumah kaca, bahkan khusus di Indonesia sendiri berdasarkan hasil temuan Institute for Essential Services Reform (IESR) dalam Climate Transparency Report menggarisbawahi bahwa aksi iklim Indonesia masuk dalam kategori “highly insufficient” atau sangat tidak memadai dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Penggunaan energi fosil mencapai 82% pada tahun 2020 membuat sektor energi sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) terbesar di indonesia (45,7% selain emisi dari hutan dan penggunaan lahan) dikutip dari website www.iesr.or.id. Terlepas dari laporan diatas, berikut 4 sebab perubahan iklim yang terjadi.

#1. Rendahnya Kesadaran dalam Melestarikan Alam

Sebab pertama ialah rendahnya kesadaran manusia untuk menjaga dan melindungi lingkungan tempat mereka tinggal. Bila dengan lingkungan sekitar saja kita acuh, bagaimana bisa kita akan memperdulikan kehidupan makhluk lainya seperti hewan dan tumbuhan. Rendahnya kesadaran untuk melestarikan alam ini didorong dengan kebiasaan buruk seperti sering membuang dan membakar sampah sembarangan, padahal hal-hal kecil seperti inilah yang dapat menjadi malapetaka bagi alam. Apakah kalian sadar bahwa jutaan sampah manusia dilaut telah membunuh jutaan biota yang hidup di laut?

#2. Masifnya Urbanisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian urbanisasi adalah perpindahan penduduk secara berduyun-duyun dari desa ke kota. Dari definisi ini kita dampat menyimpulkan bahwa membludaknya populasi di suatu kota besar ialah salah satu dampak dari urbanisasi. Sejumlah faktor pun melatarbelakangi masyarakat dalam melakukan urbanisasi seperti ingin meningkatkan taraf hidup diperkotaan, melanjutkan pendidikan, hinggan pindah tugas kerja. Nah, jika alur urbanisasi ini tak disikapi dengan bijak oleh pemerintah kota setempat maka berbagai hal buruk pun dapat saja terjadi seperti polusi karbon karena meningkatnya intensitas penggunaan kendaraan pribadi, berkurangnya ketersediaan air bersih, hingga menjamurnya area perkampungan kumuh. Hal-hal ini dapat mendorong terjadinya perubahan iklim seperti efek rumah kaca dan polusi udara.

#3. Eksploitasi Sumber Daya Alam

Berdasarkan laporan databoks.katadata sejak tahun 2016 hingga 2021, sekitar 3,43 juta ha lahan hutan di Indonesia habis terbakar. Karhutla tahunan terburuk di Indonesia pun terjadi pada tahun 2019 dimana 1,6 juta ha hutan dan lahan telah terbakar. Kebakaran hutan ini adalah salah satu bentuk keserakahan dan eksploitasi alam yang dilakukan oleh manusia, disamping penebangan pohon secara liar. Jika lahan hutan ini berkurang, maka berbagai isu lingkungan harus siap kita hadapi mulai dari perubahan iklim hingga kepunahan flora dan fauna. Dalam hal ini harus benar-benar ada satu undang-undang yang memberikan efek jera kepada para pelaku agar situasi buruk ini tak kembali terjadi dikemudian hari.

#4. Industrialisasi & Penggunaan Zat Kimia

Fenomena industrialisasi sudah ada sejak beberapa abad silam dan dipelopori oleh sejumlah negara di dataran eropa, disisi lain salah satu sebab pergeseran iklim saat ini ialah hasil dari gencarnya proses industrialisasi yang dilakukan sejumlah negara di dunia tersebut. Industrialisasi harus dilakukan guna mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah industri terurtama kota-kota besar, namun jika tidak dilakukan dengan prosedur yang bijak seperti memperhatikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) bukan tidak mungkin bila aktivitas industrialisasi ini akan menjadi malapetaka bagi alam dan lingkungan sekitar karena berbagai polusi yang dihasilkan seperti polusi asap pabrik dan penggunaan bahan kimia yang berlebihan. Khusus cairan kimia yang dihasilkan pabrik, hendaknya direvitalisasi dengan serius agar tak mencemari sumber air bersih masyarakat disekitar lokasi industri.

Jadi itulah, beberapa sebab mengapa perubahan iklim begitu cepat terjadi. Lalu, apa yang bisa kita lakukan sebagai manusia yang perduli terhadap kelangsungan alam?

Himbauan menjadi pahlawan lingkungan

Pahlawan lingkungan, suatu padanan kata yang bisa disematkan pada mereka yang perduli terhadap kehidupan makhluk lainya selain diri mereka pribadi. Untuk menjadi pahlawan lingkungan ini pun sebenarnya gampang-gampang susah, kenapa? Gampangnya ya karena sudah ada banyak sekali media yang dapat memfasilitasi aksi para pahlawan lingkungan ini, dan sulitnya ialah ketika harus menjadi konsisten serta melawan berbagai birokrasi yang menyulitkan aksi. Namun, tak perlu terlalu pusing bila kita belum mampu melakukan suatu aksi yang besar #UntukmuBumiku, yang terpenting ialah mari bersama-sama kita #TeamUpForImpact atau saling bersinergi dan berkolaborasi dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Kita dapat memulai dengan melakukan hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, mendukung penggunaan transportasi publik, gencar melakukan aski penanaman pohon dan pemberishan saluran sanitasi, hingga gencar menyuarakan kampanye #SaveEarth melalui sosial media. Berbicara tentang sosial media, tentu saja kebebasan kita dalam mengakses sejumlah kanal media saat ini dapat menjadi cara yang tepat dalam menghimbau dan mengajak masyarakat lainya untuk turut berpartisipasi dalam aksi menjaga bumi dan lingkungan. Jangan berfikir tentang seberapa banyak orang yang akan perduli dengan postinganmu tersebut, namun mulailah berfikir bahwa setidaknya kamu telah beraksi dan berguna untuk alam. Pahlawan lingkungan mungkin tak akan menjadi fenomenal seperti para pejuang melawan penjajah, namun pahlawan lingkungan inilah yang dapat menjaga berbagai nyawa lainya untuk tetap dapat hidup dengan nyaman di atas bumi.

Bergerak lebih jauh dengan SDGs Nomor 13

SDGS
Olah Data Pribadi

Pernakah kalian mendengar istilah Sustainable Development Goals by Unied Nations? Jika belum, yuk kita bahas sedikit. Jadi, SDGs adalah suatu rencana aksi global yang disepakati oleh banyak pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs sendiri terdiri atas 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030. Nah, secara spesifik mengenai isu perubahan iklim sendiri maka kita dapat mengacu pada program SDGs nomor 13 yakni tentang penanganan perubahan iklim. Disisi lain, masih terdapat sejumlah poin SDGs yang dapat mendukung pelaksanaan aksi penanganan perubahan iklim ini seperti poin nomor 7 mengenai energi bersih dan terjangkau, serta poin 14 dan 15 tentang menjaga ekosistem laut dan darat. Dengan adanya program-program ini tentu dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk bergerak lebih jauh dalam menjalankan berbagai aksi pelestarian alam dan lingkungan. Jika sudah ada platform nya lalu tunggu apa lagi? Yuk sama-sama kita perduli dengan alam dan makhluk hidup lainya, mari jalin kembali persahabatan manusia dengan alam yang akhir-akhir ini telah dirusak oleh sejumlah oknum yang tak bertanggung jawab.

mrioaldino

Komentar





banner



Klook.com