Tulisan ini akan diawali dengan sebuah percakapan kecil antara aku dan kawanku pas masa kuliah.
![]() |
Olah Gambar Pribadi |
Ya benar, bahkan sedari
di bangku SMA aku telah memikirkan rencana untuk berkuliah ke luar negeri.
Bagiku cakrawala duniaku itu luas, bila aku berhasil merantau jauh dari kota
kecilku, mengapa aku tak mencoba melangkah lebih jauh, yaitu tinggal & belajar
hingga ke negeri orang misalnya. Mungkin telah banyak stigma yang mencuat dikalangan
masyarakat bahwa orang-orang kuliah di luar negeri itu hanya untuk “Flexing” (Pamer), yap aku tidak mau
mendiskreditkan anggapan ini karena mungkin saja ada yang seperti ini namun hal
tersebut nampaknya tidak berlaku di aku. Kecintaanku akan dunia pendidikan
tentu telah dibuktikan dengan sejumlah prestasi yang telah aku tuai selama di
bangku kuliah, mulai dari lulus cepat dengan nilai sangat memuaskan,
berpartisipasi dalam sejumlah lomba kemahasiswaan, selalu ikut kursus ini dan
itu, hingga kegemaranku mempelajari bahasa asing. Disisi lain, aku melihat
bahwa dunia pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya merata mengingat topografi
nusantara yang rumit, akibatnya akses pendidikan ke sejumlah wilayah belum
dapat diorganisir dengan baik. Nah, dari kacamata ini aku bertekad meraih ilmu
yang tinggi dari negara maju, sehingga aku dapat pulang ke Indonesia dan turut
serta membangun negeri terutama dalam bidang keilmuan yang aku tekuni yakni
“Ilmu Komunikasi dan Media Digital”.
Mengapa Konsen di
Bidang Media Digital?
Tak dapat dipungkiri bila perubahan itu akan selalu terjadi dari masa ke masa, dan salah satu perubahan masif yang terjadi di abad ke-20 ini ialah proses peralihan dari era konvensional menuju era digital. Dan digitalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri adalah proses pemberian atau pemakaian sistem digital, atau jelasnya proses alih media dari bentuk tercetak menjadi bentuk elektronik. Intinya, dari bidang digital media ini aku ingin berperan dalam menekan angka buta literasi digital yang dialami sejumlah masyarakat di Indonesia dan tujuanya tentu untuk memperbaiki taraf pendidikan masyarakat itu sendiri. Dilansir dari situs resmi aptika.kominfo.go.id berdasarkan Indeks Literasi Digital Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan Katadata Insight Center (KIC) pada 2021, indeks literasi digital Indonesia berada di angka 3,49. Angka tersebut menempatkan Indonesia dalam kategori sedang, dengan skor indeks 0 sampai 5. Oleh karenanya, aku berencana menghadirkan suatu platform media informasi yang tentunya aktual, transparan, dan terpercaya serta dikemas dalam model yang seru, santai, dan dapat diterima berbagai kalangan usia. Nah untuk mekanismenya bagaimana, nanti kita cerita banyak lagi ya tentang ini hehe.
![]() |
Olah Gambar Pribadi |
Selain itu, kemudahan
akses masyarakat terhadap internet saat ini juga harus dimanfaatkan dengan baik
oleh para pemangku kebijakan dan para tenaga pengajar. Dengan manfaat tak terbatas internetnya Indonesia,
tentu akan memudahkan langkah pemerintah dalam menyalurkan akses pendidikan ke
berbagai wilayah di pelosok negeri. Kuncinya ialah mau bekerjasama dan
bersinergi baik dari pemerintah pusat, daerah, kementrian terkait, Telkom Indonesia, provider internet,
dan masyarakat itu sendiri. Disamping akan memberikan akses pendidikan yang
luas, pastinya dengan akses dan manfaat internet
yang optimal akan menghadirkan berbagai cara kreatif dan inovatif dari para
tenaga pengajar dalam menyampaikan materi-materi pendidikan untuk anak-anak
negeri.
Caraku Mengejar Impian
Kuliah ke Luar Negeri dari Internet!
Aku lulus kuliah
sarjana pada tahun 2019, dan setelah itu aku dihadapkan dalam situasi dilema
antara lanjut kuliah lagi atau bekerja dahulu. Namun, bukanlah hidup bila tak ada
rintangan, ketika harus memilih kuliah lagi pastinya aku harus mencari beban
biaya sendiri mengingat orangtuaku telah pasrah untuk kembali membiayai studiku.
Akhirnya, sedikit ku turunkan ego, aku pun memilih untuk mencari kerja terlebih
dahulu sembari mencari berbagai informasi penting perihal beasiswa kuliah
gratis diluar negeri. Singkat cerita, aku pun bekerja di salah satu perusahaan
swasta di Jakarta sebagai sosial media spesialis dan fokus menabung untuk biaya
sekolah. Disisi lain aku tak pernah menanggalkan cita-citaku untuk lanjut
sekolah lagi, bermodalkan jaringan internet IndiHome dan sebuah laptop tua,
tiap hari aku mencari informasi dan menyusun strategi sembari mengintip-intip
pekerjaan kantorku yang terus membeludak. Dari internet aku belajar bagaimana
cara menyusun CV akademik yang baik, membuat personal statement, hingga belajar materi IELTS untuk penyetaraan
bahasa inggris.
Namun, suatu peristiwa
pilu pun terjadi, tepat di tahun 2020 sebuah virus menular (sebut saja
Covid-19) merebak dan melumpukan berbagai sektor kehidupan. Berbagai aktivitas
fisik dibatasi dan imbasnya banyak orang yang kehilangan pekerjaan mereka,
banyak orang pula yang menunda melanjutkan pendidikan mereka karena musibah ini,
dan orang-orang pun mulai dibiasakan untuk
beraktivitas melalui daring atau online. Kalo imbas untuk diriku sendiri
apa? Ya jangan ditanya, tentu aku harus menunda lebih lama lagi untuk
melanjutkan kuliah. Fokusku sempat berubah untuk terus bekerja mengingat
tantangan ekonomi yang semakin pelik, dan hingga tahun 2022 ini pun aku masih
bekerja keras meskipun situasi Covid memang tidak separah awal-awal kemunculanya.
Ssstttt…tapi aku ada
kabar baik!!!!
Dari sekian banyak universitas luar negeri yang telah aku daftar, akhirnya ada beberapa yang menerimaku untuk berkuliah. Beberapa diantaranya ialah universitas dari negeri Ratu Elizabeth Inggris yakni University of Birmingham, University of Bristol, University of Liverpool, University of Sheffield, Sheffield Hallam University, University of Sussex, dan University of East Anglia. Ada juga dari Australia yaitu Macquarie University dan dari New Zealand Waikato University. Aku sangat bersyukur bahwa usaha dan doaku tak menghianati hasil, dengan banyak pertimbangan nampaknya aku akan melanjutkan studi di University of East Anglia di tahun 2023 bila beasiswaku diterima. Doakan ya semua! Ohiya semua jurusan yang aku daftar di universitas-universitas diatas ialah digital media & communication ya karena aku tetap konsisten untuk belajar dibidang tersebut.
![]() |
Surat Cinta Dari Universitas |
Sedikit kilas balik,
aku masih sangat ingat perjuanganku ketika lelah pulang kerja, lalu harus langsung
buka laptop lagi untuk mempersiapkan dokumen ini-itu dan tentunya belajar IELTS
guna mematangkan kemampuan bahasa inggris ku. Aku sangat berterimakasih atas akses
internet anti lelet dari IndiHome, karenanya aku bisa maksimal belajar dan
meraih skor IELTS yang maksimal. FYI, untuk sekali test IELTS ini memakan biaya
Rp. 3.000.000 ya, jadi wajar saja bila aku benar-benar belajar mati-matian
untuk ini. Disamping itu, karena akses internet yang stabil aku juga leluasa
membuka portal dan mendaftar di beberapa kampus yang ingin aku tuju. Selama enam
tahun berlangganan, IndiHome selalu menjadi andalanku di rumah ketika harus
bekerja, belajar, atau sekedar mencari konten hiburan. Dan sekarang aku percaya
bila internet dapat dimanfaatkan dengan baik, maka akan menghasilkan dampak
yang baik. Aku sudah membuktikan, kini giliranmu!
Tips Memilih Provider
Internet
Sedikit intermizo pada
part ini, aku pertama kali merantau ke Jakarta dari kampung halamanku itu di
tahun 2015 untuk kuliah. Selama masa awal perkuliahan aku masih harus
beradaptasi dengan culture yang cukup berbeda dari tempat asalku, namun seiring
berjalanya waktu aku mulai mampu terbiasa dan kerasan untuk tinggal dan berbaur
di lingkungan yang baru. Nah, selama merantau ini aku tinggal di sebuah
kos-kosan yang cukup besar dan nyaman, harganya pun hanya Rp. 800.000 per bulan
dan masih berlaku hingga tahun 2022 ini. Sebagai anak kosn apa yang aku
butuhkan? ya apa paling kasur, meja, lemari. Ya gak salah sih, tapi bukan itu
karena benda-benda tersebut kan memang wajib ada di dalam kamar kos hehe.
Internet woy aku sangat
butuh internet haha, tentu tidak bisa jika aku harus terus-menerus bergantung
dengan paket internet data dari smartphone ku, yang ada tekor karena mahal
juga. Jadi sekitar dua tahun dari 2015 hingga 2017 itu, aku menumpang jaringan
Wifi dengan tetangga kosanku yang mana kecepatanya tidak terlalu baik karena
hanya bisa aku pakai untuk nonton youtube atau membuka website, sementara untuk
download ya bapuk. Wajar waktu itu aku hanya bayar murah Rp. 50.000 per bulan
dan pikirku tidak apa asal hemat dan berinternet.
Singkat cerita, di
tahun 2017 temen kos ku ini pindah dan alhasil internetnya pun diputuskan. Aku
pikir ini gawat, karena pada masa-masa itu masa perkuliahanku lagi
sibuk-sibuknya dan selalu bersinggungan dengan aktivitas digital. Akhirnya
tanpa pikir panjang, ku buka browser di smartphone lalu cari kata kunci
“Provider internet murah di sekitar Depok”, dan eng-ing-eng IndiHome langsung
menjadi kata kunci teratas yang muncul, aku buka website nya lalu coba cari
paket internet yang cocok. Lalu aku pilih paket internet bulanan 20 MB dan
minta instalasi pemasangan secepatnya dilakukan, dan kerennya keesokan harinya
teknisi IndiHome ini langsung hadir di depan kamar kos ku dan memasang
instalasi internet. Asli, aku kira bakalan ribet karena harus tarik kabel ini
dan itu, ternyata semua tetek bengeknya diurus langsung oleh pihak IndiHome
hingga koneksi internetku bisa segera dipakai. Asli seru banget, akhirnya punya
internet sendiri yang super kencang dengan harga yang terbilang murah hanya
sekitar 200 ribuan perbulan, dan itupun aku juga menngajak tetangga kosanku
yang baru untuk sharing harga
sehingga pengeluaranku akan semakin hemat. Dari pengalaman pribadiku ini, ada
beberapa hal yang wajib kalian perhatikan sebelum memilih provider internet,
seperti.
![]() |
Olah Gambar Pribadi |
Dan salah satu provider
yang menurutku telah mewakili enam kriteria di atas ialah IndiHome dan aku
telah membuktikanya. Lantas, kenapa kamu harus pilih IndiHome?
#1. Koneksi Cepat Tanpa
Harus Beli Router Lagi
IndiHome menjamin kecepatan dan kenyamanan akses bagi para penggunanya, hal ini dibuktikan dengan beragam pilihan paket internet mulai dari puluhan hingga ratusan MegaBytes. Disisi lain harga yang ditawarkan pun relative ekonomis dan sesuai dengan kebutuhan pelangganya. IndiHome juga telah menyediakan perangkat router secara gratis bagi setiap pelangganya, sehingga mereka tak perlu repot-repot mengeluarkan uang untuk membeli perangkat lagi. Praktis kan!
#2. Semua jadi lebih
praktis berkat aplikasi myIndiHome
Emang masih zaman bayar
tagihan internet di kantornnya atau outlet? Ya masih ada sih yang begitu, namun
IndiHome memberikan kemudahan kepada pelangganya yang ingin membayar tagihan
internet bulanan. Cukup melalui aplikasi myIndiHome para pelanggan dapat
melakukan pengecekan tagihan dan membayarnya melalui saldo yang terisi. Selain
itu, di aplikasi myIndiHome pelanggan juga dapat mengecek beragam promo dan
informasi seru lainya yang ditawarkan oleh IndiHome.
#3. Beragam layanan
dalam satu paketan
Selain menyediakan
layanan internet, IndiHome juga menawarkan beragam layanan tambahan seperti
telpon dan channel TV interaktif. Sementara untuk melindungi akses data pribadi
pengguna dari ancaman malware atau virus digital, IndiHome WiFi juga
menyediakan perlindungan ekstra yakni anti virus Trend Micro Security System. Jadi
gak perlu ribet lagi kan, cus kepoin langsung di website resmi IndiHome ya!
#4. Tersedia hingga
pelosok negeri
Seperti yang telah kita
singgung di awal, untuk memudahkan akses pendidikan ke seluruh penjuru negeri
tentu salah satu solusi yang dapat dicoba ialah dengan menyediakan akses
jaringan internet yang kompatibel hingga seluruh pelosok negeri. Dan IndiHome
hadir untuk itu, hampir sebagian wilayah di pulau-pulau besar di Indonesia
telah terjajaki oleh IndiHome. Yuk cek cakupan wilayahmu DISINI!
Jadi tunggu apa lagi, yuk menjadi masyarakat yang berwawasan dan melek digital bersama IndiHome. Solusi Internet Cepat, Berkelas, dan Cerdas untuk Aktivitas Tanpa Batas ya IndiHome jawabanya.
Saya iri mas, hehe, gapap ya :) Iri karena pengen banget kuliah tapi belum juga kesampaian. Makannya, saya suka banget konten pendidikan. Misal seperti channel youtube anak-anak Indonesia yang kuliah di luar negeri. Hampir setiap baca artikel, tapi di artikel tersebut menyebut nama kampus atau Universitas, maka saya lagu copas ke browser buat ngeliat profilnya sambil mata berkaca-kaca.
BalasHapusSemoga suatu saat saya bisa beruntung seperti masnya. Luar negeri tentu tidak mungkin, di Indonesia saja. Dan saat ini pun saya masih belajar English karena skill ini teramat penting di masa depan, dan tentu saja mendukung perkuliahanku nanti yang semoga saja tercapai. Amin.
Mas amir, semangat dan semoga selalu memperoleh hal yang paling baik ya mas. Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini ya :)
BalasHapusPosting Komentar